Stok Telur di Pasaran Surplus, Harga Naik Terus
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Meski produksi surplus 100 ton per hari, harga telur di Provinsi Lampung terus mengalami kenaikan. Harga telur yang sebelumnya Rp21 ribu per kilogram, kini mencapai Rp30 ribu per kilogram.
Pedagang sembako di Pasar Tamin Bandar Lampung, Manto, mengatakan harga telur terus merangkak naik sejak satu bulan terakhir. Bukan hanya telur, harga komoditas lain seperti minyak goreng dan cabai juga ikut melambung.
"Telur biasanya kita jual Rp21 ribu per kilogram. Sekarang sudah mencapai Rp30 ribu per kilogramnya," kata Manto, Selasa (28/12).
Ia mengaku, mengambil telur bukan langsung dari peternak, namun dari grosir.
"Kita mengambil dari grosirnya sudah Rp28 ribu per kilogram. Dengan naiknya harga telur ini tentu saja penjualan jadi sepi. Karena warga mulai mengurangi pembelian,” ungkapnya.
Linda (44), pedagang telur di Pasar Tugu Bandar Lampung, mengatakan kenaikan harga membuat banyak warga mengurangi jumlah pembelian telur.
“Dulu sempat harganya Rp22 ribu-Rp26 ribu per kilo. Tapi kini sudah Rp30 ribu per kilo. Konsumen rumah tangga mulai mengurangi pembelian. Misal yang tadinya beli satu kilo jadi setengah kilo,” ujarnya.
Ia mengatakan, pasokan telur dari distributor saat ini juga berkurang.
“Saya ambil telur dari Tanjung Bintang. Mungkin kenaikan ini karena pasokan yang tidak melimpah ya, peternak kan tidak banyak. Selain itu sekarang sedang musim PKH (Program Keluarga Harapan), jadi peternak larinya kesana. Mereka pasok buat bantuan sosial itu juga,” tuturnya.
Keluhan yang sama disampaikan Romlah, pedagang telur di Pasar Kopindo Metro.
"Sekarang sudah Rp 30 ribu per kilo jualnya. Ya mau gimana lagi kan dari sananya sudah mahal. Mulai naik ini pas mau Natal kemarin. Kalau naik terus ya pelanggan kita bisa lari,” katanya.
Romlah mengungkapkan, meskipun harga naik, stok telur cukup banyak.
"Kalau stok sejauh ini banyak, karena saya ambil berapapun tetap dikasih. Tapi harganya memang sudah naik," ujarnya.
Teten, pedagang telur di Pasar Gadingrejo Pringsewu menuturkan, sebelumnya harga telur masih Rp25 ribu-Rp28 ribu per kilo. Namun mendekati hari libur Natal terus naik hingga mencapai Rp30 ribu per kilo.
"Saya mengambil telur dari pemasok harganya Rp28 ribu per kilo. Jadi hanya untung Rp2 ribu per kilo," kata Teten.
Teten mengaku, akibat harga yang naik, saat ini dalam satu hari telur hanya mampu menjual telur sebanyak 6 kilogram. Pedagang telur lainnya, Tiyem (45) mengatakan saat ini menjual telur dengan harga Rp32 ribu per kilo.
“Saya saja sudah beli telur dari kandang atau pemasok dengan harga Rp30 ribu per kilo,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Ternak Ayam Petelur (Ketat) Sejahtera Mandiri Lampung, Subiyanto, mengatakan harga telur di pasaran terus naik karena harga pakan juga terus melambung. Selain itu, saat ini masyarakat menghadapi Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Namun kata dia, kenaikan harga telur di tingkat peternak capai Rp28 ribu baru terjadi satu minggu jelang Natal. Karena sebelumnya hanya dikisaran Rp25 ribu per kilo.
Menurutnya, harga itu sudah disepakati secara nasional oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia-Petelur Nasional (Pinsar-PN) Pusat.
"Setiap wilayah ada harganya di situ. Untuk Lampung memang tertinggi kemarin Rp28 ribu. Sehingga pedagang menjual di pasaran Rp30 ribuan per kilonya,” jelas Subiyanto, Selasa (28/12).
Ia melanjutkan, meski harga telur di peternak Rp28 ribu. Namun saat jual ke pengepul ada potongan Rp500 sampai Rp1.000 per kilonya.
Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia-Petelur Nasional (Pinsar-PN) Provinsi Lampung, Jenny Soelistiani, mengatakan saat ini produksi telur di Provinsi Lampung sebanyak 300 ton per hari.
Sedangkan kebutuhan lokal masyarakat mencapai 200 ton per hari. Surplus 100 ton per hari telur ayam ini dijual ke DKI Jakarta sebanyak 70 ton per hari, dan sisanya untuk daerah luar Lampung lainnya.
Jenny mengakui, setelah harga telur hancur dan jatuh hingga di kisaran Rp15.000/kg beberapa bulan lalu, saat ini harga berbalik melambung tinggi.
"Harga bagus ini cuma di pengujung tahun saja. Bulan-bulan sebelumnya kami anjlok dan merugi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga telur naik drastis yakni harga pakan yang saat ini masih mahal. Lalu permintaan yang tinggi dampak dari bantuan sosial (Bansos) serentak yang dirapel pemerintah.
“Belum lagi saat perayaan Nataru, banyak masyarakat yang membutuhkan telur untuk membuat kue, memenuhi kebutuhan konsumsi warung makan, angkringan, dan sebagainya. Produksi telur saat ini terbatas, sementara permintaannya tinggi. Maka hargapun terdongkrak naik," ungkapnya.
Ia mengatakan, saat ini modal peternak ayam petelur di harga Rp24.000 dan dijual dari harga posko Rp28.000/kg. Sementara di tingkat pedagang dijual Rp30.000/kg, bahkan ada yang dibanderol dengan harga yang lebih tinggi.
"Kami justru khawatir setelah bansos selesai tersalurkan dan momen Nataru berakhir, maka harga telur akan anjlok lagi," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, M Zimmi Skill, mengungkapkan meningkatnya harga telur salah satunya dipengaruhi rapel bantuan sosial berupa sembako yang diberikan oleh Kementerian Sosil selama empat bulan.
Ia melanjutkan, faktor selanjutnya adalah adanya kenaikan harga jagung. Sebab, 50 persen komposisi pakan ternak ayam didominasi oleh jagung.
"Sebetulnya di tingkat kandang harganya Rp28 ribu per kilo, namun karena permintaan meningkat jadi sampai Rp30 ribu. Semoga di Januari sudah stabil karena permintaan menurun," tuturnya.
Zimmi mengatakan, sebagai langkah stabilitas harga, pihaknya telah menyiapkan 1,5 ton telur dalam gelaran operasi pasar murah yang dilaksanakan sejak Senin (27/12) hingga Rabu (29/12).
"Kalau setelah tahun baru harganya masih tinggi, kami akan tindaklanjuti dan bertemu dengan PPN (Pinsar-PN) untuk mempertahankan harga telur di harga yang wajar," kata dia. (*)
Artikel ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu, 29 Desember 2021 dengan judul "Telur Surplus, Harga Naik Terus"
Video KUPAS TV: SAMBUT PRESIDEN, MA'ARUF AMIN DAN PARA PEJABAT DATANG LEBIH AWAL KE MUKTAMAR NU DI LAMPUNG
Berita Lainnya
-
Dirjen Bimas Hindu bersama Kakanwil Kemenag Lampung Hadiri Wisuda di Sekolah Tinggi Agama Hindu
Rabu, 25 Desember 2024 -
Siapkan SPKLU bagi Pemudik Nataru, PLN UID Lampung Tuai Pujian dari Berbagai Kalangan
Selasa, 24 Desember 2024 -
Tingkatkan Ekonomi Lampung 2025, BI Perkuat Sektor Primer, Industrialisasi, dan Keuangan Digital
Selasa, 24 Desember 2024 -
Inovasi Teknologi IoT, Tim Alumni Universitas Teknokrat Indonesia Raih Juara 2 Anugerah Inovasi Daerah Lampung 2024
Selasa, 24 Desember 2024