• Kamis, 25 April 2024

Inklusi Keuangan Desa Titiwangi Lampung Selatan, Tingkatkan Kesejahteraan Turunkan Kemiskinan

Kamis, 02 Desember 2021 - 09.39 WIB
341

Deputi Bidang Pengawasan OJK Lampung, Aprianus John Resnad, saat Acara Kunjungan OJK Provinsi Lampung bersama Media di Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (30/11/2021). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Di era revolusi industri 4.0 saat ini, tidak bisa dipungkiri masih adanya kesenjangan ekonomi antara kota dengan desa.

Masyarakat desa masih banyak yang kesulitan mengakses untuk permodalan usaha, sehingga berdampak pada tingkat kesejahteraan mereka yang masih rendah.

Lantaran, Desa memiliki peranan penting dan sangat strategis, dimana desa yang mandiri secara ekonomi merupakan pondasi dalam pembangunan Nasional.

Namun di Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, yang dihuni 6683 jiwa, kini mereka bisa mengakses keuangan dengan mudah, karena telah hadir program desa Inklusi Keuangan pada 20 November 2019 lalu.

Hal itu atas inisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung dengan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), bersama Industri Jasa Keuangan melalui Layanan Keuangan Digital (LKD), Bursa Efek Indonesia dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Lampung.

"Kami warga Desa Titiwangi sangat terbantu. Dulu sebelum ada galeri Investasi ini banyak masyarakat yang tertipu dengan investasi bodong, karena menjamur Bank keliling/rentenir. Sampai pernah rumah warga disita karena tidak mampu membayar hutang karena tingkat suku bunganya yang tinggi," ujar Kepala Desa Titiwangi, Sumari, kepada kupastuntas.codalam kegiatan kunjungan media yang digelar OJK Lampung di Desa Titiwangi, Selasa (30/11/2021).Selasa (30/11/2021).

Tapi lanjutnya, alhamdulillah saat ini sudah ada akses yang baik, dengan adanya Laku Pandai dan galeri investasi yang bisa mengembangkan potensi masyarakat di desa ini. Potensi tersebut diantaranya pasar desa, lalu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta galeri inklusi keuangan.


Selain itu, desa yang mempunyai luas wilayah 750 Hektare  dan terbagi atas 4 dusun dan 29 RT itu, mempunyai program unggulan yakni Bank Darah Desa, Pencetakan kloset dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Dengan program unggulan ini dari 2016 hingga 2021 kita selalu mendapatkan juara mulai dari tingkat kabupaten hingga Nasional," ungkapnya.

Tidak tanggung-tanggung, kloset yang diproduksi oleh swasembada masyarakat Desa Titiwangi, bukan hanya di tingkat kabupaten/kota di Lampung tapi sudah dikirim ke luar daerah.

"Ada yang pesan dari daerah Bangka, Bengkulu, Palembang dan lainnya. Sekali mengirimnya kita bisa 200-400 kloset," ujar pelaku usaha Kloset, Nur Khosim (53).

Dalam sehari pihaknya memproduksi 15 kloset, namun jelasnya, hal itu juga tergantung dengan pemesanan, jika banyak pesanan maka produksinya juga banyak.

"Per unit dengan modal Rp25 ribu, kita jual sudah jadi kloset nya Rp50 ribu. Kualitasnya bisa dibandingkan dengan buatan pubrik," tegas Nur Khosim.

Peningkatan kesejahteraan itu juga dirasakan oleh pelaku usaha Keripik Pisang, Yuli Asmara (41) mengaku omset dalam satu bulan mencapai Rp20 juta.

"Tapi kendala kita saat ini yang dirasa hanya kenaikan minyak goreng. Sehingga ada sedikit menaikan harga penjualannya," ucapnya.


Executive Trainer Bursa Efek Indonesia (BEI) Lampung, Fahmi Al-Kahfi mengungkapkan, Desa Titiwangi merupakan desa nabung saham atau desa inklusi keuangan, alhamdulillah saat ini sudah ada 15 masyarakat yang sudah menjadi investor.

"Sampai hari ini jumlah transaksi sudah ada disekitaran angka Rp235 jutaan, masyarakat yang memulai investasinya di pasar modal," ujar Fahmi Al-Kahfi.

Lantaran dihantam pandemi Covid-19, sehingga selama 2019 sampai hari ini baru ada 10 kegiatan yang dilakukan di desa Titiwangi.

Deputi Bidang Pengawasan OJK Lampung, Aprianus John Resnad, mengatakan Inklusi keuangan, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, merupakan sebuah kondisi dimana setiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal.

Dengan adanya galeri investasi dari bursa efek Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal tidak terkecuali untuk desa.

Yang mana di Lampung sudah ada 12 galeri investasi, 8 diantaranya tersebar di perguruan tinggi dan 4 lainnya di desa yang ada di Lampung Selatan dan Pesawaran.

"Tujuan dari desa inklusi keuangan ini untuk meningkatkan inklusi dan literasi, syukur-syukur desa lainnya bisa mengikuti jejak ini. Karena Desa Titiwangi menjadi percontohan salah satu desa Inklusi keuangan di Provinsi Lampung. Yang itu bisa meningkatkan kesejahteraan dan menurunkan tingkat kemiskinan," kata Aprianus. (*)


Video KUPAS TV : BELUM ADA YANG MEMAYUNGI KONTEN BERITA DI MEDIA SOSIAL