• Selasa, 06 Mei 2025

Komnas PA Bandar Lampung: Bijak Memakai Gadget dan Lestarikan Kembali Permainan Tradisional

Sabtu, 20 November 2021 - 15.05 WIB
245

Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung, Tole Dailami saat memainkan permainan anak tradisional. Foto: Rohmah/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Bandar Lampung mengimbau orang tua agar mengawasi anak dalam penggunaan gadget (gawai) dan mengajak anak untuk kembali ke permainan tradisional.

Hal itu disampaikan Kepala Komnas PA Bandar Lampung, Ahmad Apriliandi Passa ketika menggelar acara Peringatan Hari Anak Se-Dunia dan Kampanye Stop dan Bijak dalam Menggunakan Gadget (Gawai) sekaligus festival permainan anak, yang turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Bandar Lampung, Tole Dailami mewakili Bunda Eva yang berhalangan hadir, Sabtu (20/11/2021).

Dalam acara tersebut, Tole mencoba beberapa permainan tradisional untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak yang juga hadir pada acara tersebut seperti taplak wayang dan taplak gunung.

Taplak wayang merupakan permainan anak-anak yang menggunakan tangan dan kaki dalam permainannya sedangkan tapak gunung hanya menggunakan kaki saja.

Dalam sambutannya, Tole sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena permainan tradisional dinilai dapat meningkatkan kreatifitas anak.

“Sekarang yang menjadi problemnya adalah anak-anak ini justru sudah banyak kecanduan gawai dari kecil. Padahal anak-anak kan belum bisa berpikir, mana yang baik dan buruk,” kata Tole.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak membiasakan memberikan gawai pada anak-anak bahkan ketika anak rewel.

“Lebih banyak dampak buruknya bagi anak-anak gawai ini. Makanya momen Peringatan Hari Anak Se-Dunia ini mengingatkan kembali bahwa permainan tradisional sebenarnya sangat bernilai edukatif dan positif,” ungkapnya.

“Tapi bukan berarti penggunaan gawai itu dilarang, tetapi hanya harus sangat bijak dalam penggunaannya, terutama untuk anak-anak, harus ada batasan,” tambahnya.

Hal itu ia sampaikan memang karena disaat pandemi, anak-anak sekolah tidak dapat belajar secara tatap muka disekolah dan mendapat ilmu sekolah lewat daring (dalam jaringan).

“Jadi penggunaan gawai harus sewajarnya dan tetap dalam pengawasan orangtua,“ katanya.

Ia juga mengapresiasi kegiatan festival permainan anak yang juga merupakan salah satu agenda dari Peringatan Hari Anak ini.

“Permainan ini mengingatkan kembali kita  pada saat masa kecil. Permainan tradisional itu ada yang sifatnya olahraga dan pendidikan. Jaman dahulu anak kecil kalau mau bermain harus membuat dulu mainannya, itu kan merangsang otaknya menjadi kreatif,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Komnas PA Bandar Lampung, Ahmad Apriliandi Passa mengatakan bahwa melalui kegiatan ini Komnas PA ingin mengajak orang tua tetap awas dalam memberikan gawai kepada anak.

“Dulu imbauan kami itu ‘stop gadget’ tapi sekarang karena juga digunakan untuk pendidikan kami tidak pakai lagi. Kami lebih kepada mengawal orang tua agar mengawasi anaknya dalam penggunaan gawai,” katanya.

Ia juga mengimbau anak usia dibawah tujuh tahun atau yang belum sekolah SD sebaiknya tidak diperkenalkan dengan gawai.

“Biasanya anak diberi gawai agar tidak mengganggu pekerjaan orang tuanya tapi si anak akan terbiasa dengan gawai itu dan dapat mengganggu stimulus otak juga,” ungkapnya.

“Awal dari kejahatan seksual khususnya anak yang melakukan itu asal muasalnya dari gawai. Membuka situs-situs yang semestinya tidak di tonton oleh anak seumur mereka dan hal itu masih berlangsung sampai saat ini,” katanya.

Ia mengatakan dari 26 kasus anak, ada sebanyak 11 kasus kejahatan seksual pada anak yang diterima oleh Komnas PA sejak Januari 2021.

“Untuk mengalihkan gawai dari anak, permainan tradisional ini jangan sampai musnah dan kami juga akan terus imbau di sekolah-sekolah agar ada permainan tradisional yang bisa dimainkan anak,” tutupnya. (*)

Video KUPAS TV : DEMI KONTEN, SEORANG USTAD MEREKAYASA PEMBEGALAN