• Jumat, 31 Januari 2025

Solar Langka dan Terbatas, Nelayan Dermaga Bom Kalianda Kesulitan Melaut

Kamis, 04 November 2021 - 10.33 WIB
179

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) 29.355.03 yang berada di Dermaga Bom Kalianda.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang terjadi belakangan ini ternyata berdampak juga kepada para nelayan di Dermaga Bom Kalianda Lampung Selatan (Lamsel). Mereka menjadi kesulitan untuk melaut karena susahnya mendapat bahan bakar. 

Hal itu pun diperparah dengan terbatasnya Solar yang dikirim oleh PT. Pertamina ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) atau Solar Pack Dealer Nelayan (SPDN) 29.355.03 yang berada di Dermaga Bom Kalianda.

Operator SPDN 29.355.03, Irwan Saputra mengatakan, kelangkaan solar itu sudah berlangsung cukup lama dan mengakibatkan ratusan jeriken solar menumpuk di SPDN Dermaga Bom.

"Memang langka dari sana pengiriman nya, dari pusat. Kurang lebih 1 minggu menumpuk ini jeriken," katanya, Kamis (04/11/2021).

Ketika mendapat pengiriman, kata dia, Solar sebanyak 1 tangki pun langsung habis dalam 1 hari karena langsung dibeli para Nelayan yang sudah meletakkan derijen lebih dulu, "Ini 1 tanki datang ya langsung habis kita," tuturnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya hanya mendapat jatah sebanyak 13 tangki dalam setiap bulannya, dan jumlah itu menurutnya masih sangat tidak mencukupi kebutuhan nelayan.

"Kalau untuk kuota kita terbatas, 1 bulan itu kita cuman dikasih 13 tangki, jadi kalau kuota habis ya enggak dikirim lagi. Biar tercukupi semua sekitar 20 tangki kita ini buat nelayan, kalau bisa lebih," jelasnya.

Untuk mengatasi itu, lanjut dia, pihaknya membatasi pembelian nelayan supaya seluruh nelayan di Dermaga Bom Kalianda dapat melaut.

"Nelayan ada yang minta 10 dirigen misalkan, ya kita bagi kasih 5 dirigen aja. Kita bagi ke yang lain, supaya kebagian semua," ungkapnya.

Masih kata dia, saat ini pihaknya pun sedang mengajukan pengadaan BBM jenis Pertamax di SPBN itu. "Lagi proses izin. Mudah-mudahan Pertamax dikasih, dan kuota solar ditambah," tandasnya.

Sementara salah seorang nelayan mengatakan, kelangkaan dan terbatasnya Solar di Dermaga Bom Kalianda itu kerap menyebabkan nelayan terhambat untuk melaut.

"Susah nunggu dari sini aja, kalau enggak ada ya kita enggak ke laut," katanya.

Dia pun berharap PT Pertamina dapat memperhatikan nasib para nelayan di Dermaga Bom Kalianda itu. "Mudah-mudahan bisa teratasi lah ini. Saat ini kita saling berbagi aja sesama nelayan," tutupnya. (*)

Editor :