Pemkab Pringsewu Yakin Serangan Hama Tikus Tidak Rugikan Petani

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Dwiyanto Sulistiono. Foto: Gamel?Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Pringsewu - Serangan hama tikus di lahan
persawahan Pringsewu telah membuat 40 hektar lahan sawah petani gagal panen. Tak
pelak hasil ini berpengaruh kepada turun nya produktivitas tanaman padi saat akan
dipanen, petani pun diperkirakan mengalami kerugian hingga 100 ton padi.
Merespon hal tersebut, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan
Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Dwiyanto Sulistiono mengatakan,
jika hal tersebut tidak akan mempengaruhi kenaikan harga beras mengingat
kabupaten Pringsewu memiliki lahan sawah pertanian seluas 13.928 hektar.
"Tidak akan mengalami kenaikan harga beras, sebab Pringsewu
punya lahan sawah seluas 13.928 hektar dan bisa menghasilkan padi rata-rata
sekitar 190 ribu ton. Kalau hanya 40 hektar yang kena serangan hama tikus tidak
akan berpengaruh karena itu hanya beberapa persen saja dari total keseluruhan
luas sawah disini," ujar Dwiyanto, Senin (1/11/21).
Ia melanjutkan, atas kejadian ini para petani tidak begitu
mengalami kerugian yang berarti karena mereka masih bisa mendapatkan kembali
modal mereka yang dipakai dalam mengolah lahan padi.
"Karena serangan hama ini petani tidak dapat untung
tapi cuma balik modal atau pulang modal. Biasa bisa dapat 1 ton kali ini hanya
dapat 5 kwintal," sambungnya.
Diketahui dari Dwiyanto, serangan hama terjadi karena
masyarakat mulai lalai melakukan "Gropyoan Tikus" sehingga membuat
tikus terus berkembang biak dengan jumlah yang besar. Petani pun enggan
mengindahkan peringatan yang diberikan oleh pihak dinas pertanian terkait pengendalian hama tikus.
"Sudah 5 tahun sebelumnya tidak ada serangan tikus. Tahun
2016 rutin dilakukan gerakan "gropyoan tikus" atau pengendalian tikus
dan pengemposan rutin dilakukan. Tapi karena dilihat serangan tikus ini sedikit,
membuat masyarakat terlena, nah dalam perkembangan itu ternyata yang paling menonjol
saat musim hujan 2020 tak ada jeda musim hujan dan kemarau sehingga tikus berkembang
biak lebih pesat," terangnya.
Dirinya menerangkan jika cara yang paling efektif dalam
mengurangi bahkan membunuh tikus-tikus adalah dengan memberdayakan hewan Tyto
Alba (burung hantu) dan melakukan "gropyoan" dengan menggunakan
belerang yang disemprotkan langsung ke dalam lubang-lubang tikus yang ada di
sawah. Dengan begitu tikus akan mati dan akan keluar dari sarang nya sehingga
masyarakat bisa langsung berburu untuk menghabiskan hewan pengerat itu.
Ia pun menginformasikan bahwa pihak mereka akan selalu siap membantu petani untuk melakukan pengendalian hama dan siap terjun bersama petani dan masyarakat untuk sama-sama membasmi hama yang ada di lahan pertanian. (*)
Video KUPAS TV : MAHASISWA UIN RADIN INTAN LAMPUNG BERKELAHI DI KAMPUS
Berita Lainnya
-
Tokoh Masyarakat Desak Pemkab Pringsewu Mengisi 7 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang Kosong
Rabu, 16 April 2025 -
Warga Pardasuka Pringsewu Dianiaya Tetangga, Laporan Sempat Tidak Digubris Polisi
Minggu, 13 April 2025 -
Pemkab Pringsewu Asyik Gelar Pesta Rakyat Gogoh Lele, Warga Ambarawa Justru Gogoh Lele di Jalan Rusak
Minggu, 13 April 2025 -
Pria Pengedar Sabu di Gadingrejo Pringsewu Ditangkap Polisi
Jumat, 11 April 2025