• Senin, 21 April 2025

Pemkab Pringsewu Yakin Serangan Hama Tikus Tidak Rugikan Petani

Senin, 01 November 2021 - 21.28 WIB
107

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Dwiyanto Sulistiono. Foto: Gamel?Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Serangan hama tikus di lahan persawahan Pringsewu telah membuat 40 hektar lahan sawah petani gagal panen. Tak pelak hasil ini berpengaruh kepada turun nya produktivitas tanaman padi saat akan dipanen, petani pun diperkirakan mengalami kerugian hingga 100 ton padi.

Merespon hal tersebut, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Dwiyanto Sulistiono mengatakan, jika hal tersebut tidak akan mempengaruhi kenaikan harga beras mengingat kabupaten Pringsewu memiliki lahan sawah pertanian seluas 13.928 hektar.

"Tidak akan mengalami kenaikan harga beras, sebab Pringsewu punya lahan sawah seluas 13.928 hektar dan bisa menghasilkan padi rata-rata sekitar 190 ribu ton. Kalau hanya 40 hektar yang kena serangan hama tikus tidak akan berpengaruh karena itu hanya beberapa persen saja dari total keseluruhan luas sawah disini," ujar Dwiyanto, Senin (1/11/21).

Ia melanjutkan, atas kejadian ini para petani tidak begitu mengalami kerugian yang berarti karena mereka masih bisa mendapatkan kembali modal mereka yang dipakai dalam mengolah lahan padi.

"Karena serangan hama ini petani tidak dapat untung tapi cuma balik modal atau pulang modal. Biasa bisa dapat 1 ton kali ini hanya dapat 5 kwintal," sambungnya. 

Diketahui dari Dwiyanto, serangan hama terjadi karena masyarakat mulai lalai melakukan "Gropyoan Tikus" sehingga membuat tikus terus berkembang biak dengan jumlah yang besar. Petani pun enggan mengindahkan peringatan yang diberikan oleh pihak dinas pertanian terkait  pengendalian hama tikus.

"Sudah 5 tahun sebelumnya tidak ada serangan tikus. Tahun 2016 rutin dilakukan gerakan "gropyoan tikus" atau pengendalian tikus dan pengemposan rutin dilakukan. Tapi karena dilihat serangan tikus ini sedikit, membuat masyarakat terlena, nah dalam perkembangan itu ternyata yang paling menonjol saat musim hujan 2020 tak ada jeda musim hujan dan kemarau sehingga tikus berkembang biak lebih pesat," terangnya.

Dirinya menerangkan jika cara yang paling efektif dalam mengurangi bahkan membunuh tikus-tikus adalah dengan memberdayakan hewan Tyto Alba (burung hantu) dan melakukan "gropyoan" dengan menggunakan belerang yang disemprotkan langsung ke dalam lubang-lubang tikus yang ada di sawah. Dengan begitu tikus akan mati dan akan keluar dari sarang nya sehingga masyarakat bisa langsung berburu untuk menghabiskan hewan pengerat itu.

Ia pun menginformasikan bahwa pihak mereka akan selalu siap membantu petani untuk melakukan pengendalian hama dan siap terjun bersama petani dan masyarakat untuk sama-sama membasmi hama yang ada di lahan pertanian. (*)

Video KUPAS TV : MAHASISWA UIN RADIN INTAN LAMPUNG BERKELAHI DI KAMPUS