Gagal Berangkat Peparnas XVI Papua 2021, Atlet Tenis Meja Lampung: Kami Merasa Dikriminalisasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah atlet
disabilitas tenis meja Lampung yang akan berlaga di ajang Pekan Paralimpik
Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021, kecewa.
Lantaran persiapan demi persiapan dan latihan sudah
dilakukan jauh-jauh hari, namun mereka akhirnya diumumkan tidak bisa berangkat
ke Papua untuk mengikuti ajang kompetisi empat tahunan bagi atlet penyandang
disabilitas Indonesia tersebut lantaran diduga karena keterbatasan biaya.
Atlet tenis meja Lampung difabel yang gagal berangkat
yakni Sukiyatno, Triyanto, Zulfikar dan Hendrik.
"Saya gagal berangkat alasan Ketua National
Paralympic Committee (NPC) Lampung karena tidak ada biaya, karena dananya terbatas
hanya Rp100 juta," ujar atlet tenis meja Lampung tunadaksa, Triyanto, saat
dihubungi kupastuntas.co, Jumat (29/10/2021).
Menurutnya, dari biaya itu atlet tenis meja yang boleh
berangkat hanya 1 orang. Sementara kata Triyanto, di tenis meja ada empat orang
dan biasanya jika bertanding memang beregu minimal dua orang.
"Harus seleksi dulu empat orang ini, karena hanya
ada 1 orang yang dapat berangkat. Tapi dari kita sendiri tidak mau kalau yang
dikirim cuma satu, kita minta minimal dua dari empat atlet tenis meja yang
berangkat. Tapi tidak dikasih, ya sudah akhirnya kita memutuskan untuk tidak
berangkat karena takutnya kalau hanya satu itu akan jadi perselisihan diantara
empat atlet tenis meja ini," ungkapnya.
Namun demikian jelasnya, pihaknya mengusulkan satu
teman atlet memakai kursi roda yang tidak masuk kelompoknya untuk berangkat,
namun itu tidak disetujui alasannya banyak pendamping kalau atlet tenis meja
yang memakai kursi roda.
"Maka cabor tenis meja tidak ada yang berangkat,
dan dialihkan ke cabor lain yang berangkat," ujarnya.
"Jadi kami sepertinya dikesampingkan atau dikriminalisasi.
Padahal kita berharap bisa beranjak ke PON Disabilitas Peparnas Papua untuk
bertanding mengharumkan nama Lampung. Karena selama ini banyak medali
disumbangkan oleh cabor tenis meja," tandasnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
(Dispora) Provinsi Lampung, Descatama Paksi Moeda mengatakan, untuk seleksi
atlet wewenangnya ada di NPC, karena NPC yang menentukan apakah memang atlet tersebut
bisa berangkat atau tidak.
"Sementara kalau Dispora memberikan dana
hibah. Kalau untuk NPC dana hibah yang kita serahkan Rp100 juta. Dana
tersebut dianggarkan sesuai dengan
permintaan dari penerima hibahnya," katanya.
Sementara itu, Ketua NPC Lampung, Parmono mengaku, setiap
olah raga pasti ada seleksi.
“Namun mereka tidak mau diseleksi, malah mereka
menunjuk orang yang tidak pernah ikut Kejurnas dan Peparnas dan memakai kursi
roda. Jadi saya bingung, mereka minta ganda," jelasnya.
"Dengan anggaran segitu ya Insya Allah bagaimana
cara mengelolanya, kami juga banyak bersyukur pada Dispora yang telah
mengusahakan agar kami berangkat ke Peparnas Papua ini," ujarnya. (Sri)
Video KUPAS TV : DEMI KONTEN, SEORANG USTAD MEREKAYASA PEMBEGALAN
Berita Lainnya
-
Cerita Pj Gubernur Samsudin Pernah Digunduli hingga Dicubit Guru Sewaktu Sekolah
Senin, 25 November 2024 -
Bea Cukai Lampung Gagalkan Penyelundupan 60.883 Benih Lobster di Tol Bakter
Senin, 25 November 2024 -
Pemprov Lampung Bakal Relokasi Pedagang Sekitar Masjid Al Bakrie
Senin, 25 November 2024 -
Soroti Kriminalisasi Terhadap Guru, Akademisi Unila Dorong Pembentukan Satgas Perlindungan Guru
Senin, 25 November 2024