• Kamis, 25 April 2024

Kawanan Gajah Liar Teror Warga Pekon Sinar Bangun Tanggamus

Rabu, 27 Oktober 2021 - 19.42 WIB
343

Kondisi Rumah warga yang hancur dirusak kawanan gajah. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Konflik antara manusia dengan gajah kembali terjadi di Kabupaten Tanggamus. Kali ini kawanan gajah berjumlah 14 ekor, merusak kebun, sawah dan rumah warga di Talang Pulut, Talang Arifin, Talang Sebaris, Dusun Ilahan, di Pekon Sinar Bangun, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Kabupaten Tanggamus.

Kawanan gajah liar kelompok Bunga itu pada Selasa (26/10/2021) sore sekira pukul 16.30 WIB mulai merangangsek ke kebun dan sawah warga dan memakan tanaman padi siap paneb, dengan merobohkan tanaman warga seperti kopi, kakao, pisang, kelapa, pepaya dan tanaman hortikultura lainnya. Bahkan menghancurkan gubuk-gubuk warga, dan mencuri perbekalan pangan warga.

Kaum perempuan dan anak-anak yang ketakutan mengungsi ke perkampungan terdekat. Sementara para lelaki berupaya mengusir hewan berbelalai itu dengan cara halus, yaitu dengan memanggil mbah, "mbah bali mbah bali, damai" atau "mbah mulang" suara warga bersahut-sahutan mencoba mengusir kawanan gajah liar tersebut.

Tetapi upaya itu tidak membuat kawanan hewan bertumbuh tambun itu bergeming. Gajah-gajah liar yang dipimpin seekor betina dominan (betina) ini terus merangsek menunju kebun, sawah dan gubuk warga.

Warga yang kewalahan dan frustasi berusaha menyelamatkan tanaman di kebun dan sawahnya sebagai sumber ekonomi keluarga, akhirnya mengusir dengan membakar mercon.

Sebab jika hal itu tidak dilakukan maka banyak warga yang kehilangan pendapatan ekonomi untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak di masa sulit pandemi Covid-19 saat ini.

Imroni, Kepala Dusun Ilahan, Pekon Sinar Bangun, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Kabupaten Tanggamus menggambarkan upaya warga menghalau gajah liar Kelompok Bunga ini bak perang griliya.

"Suasananya mirip perang, warga membakar mercon kearah kawanan gajah, dan terdengar letupan mercon mirip rentetan bunyi senjata, sudah itu warga lari menjauh, sembunyi. Kemudian nyerang lagi ngebunyiin mercon, begitu seterusnya," kata Imroni.

Tetapi, lanjut Imroni, upaya warga tersebut hanya mengalihkan kawanan gajah dari Dusun Ilahan pindah ke dusun lainnya seperti Talang Arifin, Talang Sebaris, dan Talang Pulut.

"Tanaman warga seperi kopi, cokelat pisang, kates, kelapa, padi dan sebagainya yang dilewati kawanan gajah ini, habis dilibasnya. Termasuk beberapa gubuk dirusak dan perbekalan pangan warga," terang Imroni.

Kepala Pekon Sinar Bangun, Alimuddin  mengaku belum bisa menghitung berapa kerugian materi akibat "teror" kawanan gajah liar Kelompok Bunga ini.

"Alhamdulillah tidak ada jatuh korban. Tapi yang pasti, kerugian materi akibat kebun, sawah, gubuk dan perbekalan, banyak," kata Alimuddin kepada Kupastuntas.co.

Saat ini sebanyak 40 keluarga dilanda ketakutan, dan frustasi menghadapi teror kawanan gajah liar ini. "Saat ini warga butuh bantuan terutama kebutuhan pokok dan bahan untuk memperbaiki gubuk yang rusak, dan menanam ulang tanaman yang rusak," ucap Alimuddin.

Alimuddin melanjutkan, pihaknya saat ini hanya bisa menghimbau warga untuk selalu siaga, mengadakan ronda di malam hari, menyalakan perapian di sekitar gubuk, dan untuk sementara tidak beraktivitas di kebun dan sawah.

"Karena kawanan gajah liar itu masih berkeliaran di dusun-dusun yang berbatasan dengan kawasan hutan register 39, dekat bendungan," kata dia.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS), Ismanto kepada Kupastuntas.co mengatakan, kawanan gajah liar yang merusak kebun, sawah dan gubuk warga di Talang Pulut, Talang Arifin, Talang Sebaris, Dusun Ilahan, di Pekon Sinar Bangun tersebut adalah dari Kelompok Bunga, dan bukan Kelompok Talang Bamban.

"Saat ini kelompok gajah berada di blok 3 register 39 Kotaagung Utara, di areal Hkm Hutan Lestari. Kelompok Bunga ini yang biasa masuk ke Kecamatan Semaka (Tanggamus) dan Suoh (Lampung Barat," kata Ismanto.

Menurut Ismanto, di kawasan hutan TNBBS ada beberapa kelompok gajah liar, seperti Kelompok Talang Bamban yang wilayahnya Semaka dan Pesisir Barat, Kelompok Bunga yang wilayah jelajahnya Semaka dan Lampung Barat,  dan kelompok lainnya.

"Waktu di Suoh, kelompok gajah 12 ekor ketemu kelompok gajah 5 ekor. Jadi sempat 17 ekor lalu misah lagi jadi dua kelompok, jadi 14 ekor dan 3 ekor. Jadi yang saat ini di Sinar Bangun itu Kelompok Bunga berjumlah 14 ekor, gabungan kelompok 12 dan kelompok lima," terangnya.

Dikatakannya, Satgas Penanganan konflik dibantu warga masih di lokasi keberadaan gajah liar itu, dan tengah berupaya melakukan penggiringan ke kawasan hutan TNBBS. "Petugas dan warga masih terus memantau dan menggiring kawanan gajah liar ini ke hutan," katanya.

Masih kata Ismanto, kawanan gajah liar ini memiliki home range atau daerah jelajah masing-masing, dan rute yang mereka lalui tetap. Tetapi hewan memiliki gading ini tidak mengetahui jika terjadi perubahan fungsi hutan home range nya menjadi kebun, sawah dan pemukiman.

Maka yang terjadi, karena tanaman hutan yang merupakan makanan mereka hilang dan sudah berganti tanaman kebun dan sawah, maka mereka memakan apapun tanaman yang berada di sepanjang home range mereka

"Jadi yang sudah berubah jadi kebun, sawah itu ya home range, daerah jelajah kawanan gajah dari zaman dahulu sampai sekarang. Itu sebabnya hewan ini dicap menganggu dan merusak, padahal itu home range mereka," katanya. (*)

Editor :