• Jumat, 31 Januari 2025

Membanggakan! Santoso Warga Lamtim Juara 1 Teknologi Tepat Guna Nasional

Selasa, 21 September 2021 - 15.20 WIB
380

Pemenang lomba tekhnologi tepat guna tingkat Nasional, Santoso. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Kabupaten Lampung Timur mendapat penghargaan tingkat nasional, dalam penilaian Teknologi Tepat Guna (TTG), hasil dari inovasi Santoso warga Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Bandar Sribhawono.

"Saya mulai melakukan budidaya Magot itu 2019, sampai sekarang semua sarana yang saya gunakan alakadar nya, dengan memanfaatkan barang bekas, karena keterbatasan biaya," kata Santoso, Selasa (21/9/2021).

Ia mengatakan, rumah lalat BSF hanya ada tiga unit yang terbuat dari jaring bekas dan kayu-kayu bekas, sebesar 80 cm x 1 meter.

Ribuan lalat BSF yang ada dalam kandang itu merupakan cikal bakal dari Magot yang dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik, pakan unggas, pakan binatang jenis ruminansia.

Derigen bekas ukuran 30 liter juga dimanfaatkan sebagai media pembesaran Magot, derigen bekas itu dibelah dan digunakan untuk media telur Magot, makanan yang dihasilkan untuk Magot, Santoso hanya memanfaatkan limbah organik, berupa sayuran, buah buah busuk dan sejenisnya yang di dapat dari lokasi pasar terdekat.

"Saya memanfaatkan sampah organik di pasar, seperti sayur sayuran dan buah-buah busuk," ungkapnya.

Dirinya memiliki progres dengan memperluas ternak Magot, lokasi pasar menjadi objek andalan karena dekat dengan keberadaan limbah organik, artinya pemerintah bisa merumuskan itu, terkait tekhnis Santoso mampu memberikan pemahaman tentang pengolahan magot.

"Pasar itu tempat yang potensi untuk keberadaan rumah Magot, dan pemerintah pasti bisa melakukan itu, karena biaya tidak begitu mahal, manfaat nya apa? bisa mengurangi sampah organik dan closing-nya Magot bisa dijadikan sumber penghasilan," lanjutnya.

Santoso juga mengatakan, Magot bisa dijual dengan kondisi segar, bisa diolah menjadi pupuk organik, pakan ternak ikan, unggas dan binatang kaki empat. Ia juga sampai 

"Saya sampai kuwalahan menyuplai magot segar karena keterbatasan sarana untuk produksi, hanya mampu satu ton dalam seminggu, " ungkapnya.

"Maksud saya kalau pemerintah bisa mengembangkan tempat produksi Magot, tentu Lampung Timur bisa menguasai pasar kebutuhan Magot," terangnya.

Sementara Ketua Ansor Lampung Timur, Muslih mengatakan, pemerintah jangan hanya menjadikan sebuah serimoni belaka terkait invoasi yang ditorehkan oleh Santoso, pemerintah khususnya Kabupaten Lampung Timur harus memikirkan progres ke depan dengan memberdayakan seorang Santoso.

"Saya yakin untuk menorehkan juara 1 tingkat nasional dengan persaingan ketat, dari berbagai penjuru daerah, yang dinilai oleh orang-orang cerdas," kata Muslih.

Progres dimaksud kata Muslih, peran pemerintah harus turut mengembangkan ilmu yang dimiliki Santoso, untuk memperdayakan anak muda berinovasi, apalagi kata dia, saat ini perilaku kehidupan sedikit banyak perubahan karena Covid 19. Jika usaha rumahan seperti budidaya Magot bisa dilakukan di tengah pandemi maka itu perlu dikembangkan.

"Kenapa saya bicara peran pemerintah perlu, sebab Santoso tidak akan mampu melakukan hal besar untuk mengembangkan usaha terkait Magot, tentunya modal," ungkapnya. (*)

Video KUPAS TV : Sopir Truk Kecewa, Berkali kali Tak Pernah Kebagian Vaksin

Editor :