• Jumat, 29 November 2024

Datangi Lokasi, DLH Pesibar Cek Limbah Hitam di Kawasan Pantai Bengkunat

Rabu, 15 September 2021 - 13.45 WIB
182

DLH Pesibar saat cek limbah hitam di Kawasan Pantai Bengkunat. Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) cek lokasi limbah hitam yang telah masuk di Kawasan Pantai Bengkunat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pesisir Barat, Husni Aripin mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi penemuan limbah hitam tersebut dan telah mengambil beberapa sampel limbah yang ditemukan.

"Kemarin kita telah mendatangi lokasi didampingi Peratin Kota Uawa dan memang benar di lokasi kita temukan limbah hitam seperti cairan minyak," kata Husni, saat dimintai keterangan, Rabu (15/09/2021).

Husni juga mengatakan, pihaknya mendatangi beberapa titik yang menjadi sebaran limbah hitam tersebut, namun karena keterbatasan jarak tempuh dan juga cuaca yang memang tidak mendukung, pihaknya belum sampai ke wilayah tambling.

"Informasi dari nelayan yang melintas di daerah tambling tersebut memang banyak berserakan limbah seperti minyak dan aspal di sekitaran bibir pantai," lanjutnya.

Temuan limbah tersebut nantinya akan segera dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi lampung. Dugaan sementara secara kasat mata limbah tersebut seperti limbah minyak yang bisa melekat di berbagai benda yang ada di pinggiran pantai, lalu menggumpal seperti aspal cair.

Untuk memastikan jenis limbah tersebut, nantinya akan dilakukan uji laboratorium yang merupakan kewenangan dari provinsi.

"Kita juga masih menunggu hasil dari uji laboratorium tersebut untuk memastikan jenis limbah tersebut, serta jenis limbah tersebut merupakan bahan beracun berbahaya (B3) atau tidak," ujarnya.

Untuk diketahui, perairan pesisir barat merupakan kabupaten ke empat yang tercemar oleh limbah hitam tersebut, sebelumnya limbah hitam tersebut telah ditemukan di Lampung Selatan, Pesawaran, dan juga Tanggamus.

"Untuk di wilayah Pesisir Barat dari pantauan kita, limbah tersebut hanya ditemukan di Kecamatan Bengkunat, sehingga kita berharap limbah tersebut tidak akan menyebar di 10 kecamatan lain nya yang berpotensi merusak ekosistem laut. Terlebih Pesisir Barat merupakan kabupaten yang memiliki destinasi wisata laut yang sangat bagus," terangnya.

Sementara Staf Konservasi TWNC, Ardi Bayu Firmansyah menjelaskan, pencemaran limbah hitam tersebut berdampak pada ekosistem yang ada di wilayah perairan tambling.

"Di beberapa titik, limbah hitam tersebut sudah masuk ke wilayah hutan pantai, serta sudah masuk ke muara sungai dan juga danau yang merupakan habitat asli hutan mangrove,” jelasnya.

Bukan hanya itu saja, limbah hitam tersebut juga berpengaruh terhadap tangkapan ikan nelayan, khususnya nelayan Pekon Way Haru yang memang letaknya berdekatan dengan wilayah perairan tambling.

"Nelayan juga mengeluhkan berkurang nya hasil tangkapan ikan yang diakibatkan oleh adanya limbah hitam yang telah mencemari beberapa perairan di Provinsi Lampung," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : HABITAT HEWAN LAUT RUSAK AKIBAT LIMBAH, IKAN DAN PENYU MATI