Dampak Covid-19, Harga Teri Nasi di Lamtim Turun Drastis
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Dampak dari Covid-19 sangat berpengaruh bagi pengusaha teri nasi di Lampung Timur (Lamtim), dari harga Rp190 ribu per kilogram, semenjak wabah Covid-19 melanda pengepul di wilayah Jakarta hanya membeli Rp80 ribu per kilogram nya.
"Tidak tahu apa alasannya, yang pasti penampung besar di Jakarta menurunkan harga teri nasi dari Rp190 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram. Saat saya tanya, karena Covid-19," kata Pengepul teri nasi di Pesisir Lampung Timur, Dariyono, saat ditemui Kupastuntas.co, Minggu (5/9/2021).
Dengan permainan harga di tingkat pengepul pusat, tentu pengepul di Lampung Timur seperti Dariyono tidak bisa berbuat banyak, artinya harga yang ditetapkan tetap diterima oleh Dariyono dan pengepul lainnya.
"Kami dan rekan-rekan pengepul lainnya tidak bisa berbuat banyak terkait ketetapan harga, sebab teri nasi tidak bisa bertahan lama, kalau tidak secepatnya di jual teri nasi akan membusuk," lanjutnya.
Lanjut pria 42 tahun itu, kecuali jika pengepul yang ada di Lampung Timur memiliki Castaourid atau alat khusus sebagai penampung teri nasi agar tidak mudah busuk dan tetap dalam kondisi kering. Namun untuk membeli peralatan tersebut memerlukan biaya cukup mahal.
"Kalau punya Castaourid kami bisa menampung teri nasi sementara waktu, jika terjadi harga anjlok, tapi persoalannya alat tersebut cukup mahal, harga second nya saja Rp290 juta untuk kapasitas 40 ton," terang Dariyono.
Dariyno menjelaskan, Castourid banyak memiliki manfaat, selain untuk menanggulangi permainan harga juga bisa dimanfaatkan saat musim hujan, sebab alat tersebut bisa untuk mengeringkan teri nasi semacam open.
"Kalau pemerintah tanggap untuk kesejahteraan masyarakat nya khususnya bagi pengusaha teri nasi, bisa merumuskan hal tersebut terkait pengadaan Castourid," tegas Dariyono.
Menurutnya, nelayan Lampung Timur termasuk penyuplai teri nasi yang cukup besar bila dibanding daerah lain, dan kualitas teri nasi hasil tangkapan nelayan Lampung Timur berkualitas super.
Dalam satu hari Dariyono setidaknya mengirim teri nasi ke Jakarta 8 kwintal, dan di Labuhan Maringgai pengusaha teri nasi seperti dirinya tidak kurang dari 20 orang.
"Kalau di Labuhan Maringgai ada 20 pengepul teri nasi, dibuat rata-rata satu pengepul bisa mengirim 5 kwintal sehari, tinggal dikalikan 100 kwintal per hari teri nasi yang dikirim ke Jakarta setiap hari nya," terangnya.
Sementara itu, Seorang nelayan teri nasi bernama Hadi, saat menjual hasil tangkapan, mengatakan harga teri nasi turun Rp5 ribu per kilogram nya, dari Rp30 ribu menjadi Rp25 ribu. Turunnya harga tersebut menurut Hadi karena pengepul di Jakarta juga menurunkan harga.
"Kalau petani jual ke pengepul lokal Rp25 ribu per kilogram, karena masih dalam kondisi basah belum diolah, kalau sudah diolah saat ini per kilogram nya bisa Rp80 ribu," ungkapnya.
Pantauan Kupastuntas.co di lokasi, pengolahan teri nasi milik Dariyono warga Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, cukup memerlukan waktu dan memerlukan banyak tenaga.
Proses pengolahan dari pencucian, perebusan setelah itu penjemuran, dari tiga proses tersebut setidaknya membutuhkan empat orang yang memiliki tugas masing-masing. (*)
Video KUPAS TV : KAPAL NELAYAN 3 MINGGU HILANG, BASARNAS HENTIKAN PENCARIAN
Berita Lainnya
-
Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong
Jumat, 31 Januari 2025 -
Pengunjung Wisata Kali Alam Srimenanti Lamtim Kecewa Panitia Lebih Pentingkan Pejabat
Rabu, 29 Januari 2025 -
Cerita Pengupas Singkong di Lampung Timur, Diupah Rp 10 Ribu per 45 Kg
Selasa, 28 Januari 2025 -
Nelayan di Lampung Timur Tewas Diduga Akibat Ledakan Bom Ikan
Minggu, 26 Januari 2025