• Senin, 30 September 2024

Tahun 2020, Timbulan Sampah di Lampung Capai 4 Ribu Ton per Hari

Kamis, 26 Agustus 2021 - 16.08 WIB
633

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, Bandar Lampung.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung mencatat jika pada tahun 2020 timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Lampung mencapai 4.446,62 ton perhari. Sampah tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu organik dan an organik.

"Data untuk 2021 ini akan keluar pada bulan September karena saat ini sedang dihimpun oleh kabupaten kota. Berdasarkan prediksi akan ada kenaikan sekitar 1,65 persen yang dapat dilihat dari jumlah penduduk nya," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, Murni Rizal, saat dimintai keterangan, Kamis (26/8/2021).

Ia mengatakan, timbulan sampah tersebut didominasi oleh jenis sampah sisa makanan sebanyak 2.630,84 ton atau 58,9 persen, kemudian sampah plastik 1.103,26 ton atau 24,7 persen kemudian sampah kertas 424,33 ton atau 9,5 persen.

"Ada juga jenis sampah sisa nappies, taman, tekstil, karet kulit, logam, kaca, dan lain nya. Berdasarkan presentasenya organik mencapai 3.207,23 ton dan an organik sendiri ada 1.259,39 ton perhari," ungkapnya lagi.

Menurutnya, dari 4.465,62 ribu ton sampah yang dihasilkan tersebut hanya 1.270,39 ton saja yang dapat ditangani atau 30,18 persen dan yang dapat dikurangi baru mencapai 260,64 ton atau 5,47 persen saja.

"Bisa ditangani dalam artian sampai ke TPA. Sementara untuk pengurangan ini dalam artian masih memiliki manfaat untuk digunakan kembali bisa melalui bak sampah, rumah kompos atau TPS 3R," kata Murni.

Ia mengatakan, target yang diberikan oleh Presiden Jokowi pada 2025 penanganan sampah dapat mencapai angka 70 persen. Sementara di Lampung baru 30,18 persen dan masih jauh dari target pemerintah pusat. 

"Ini karena masih kekurangan sarana dan prasarana yang memang harus disediakan. Saat ini dump truk baru punya 13 unit, amrol 69, truk engkel 9, mobil pickup 45, roda tiga 248 dan gerobak sampah 332 unit," jelasnya.

Pihaknya juga mengaku terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan kembali sampah yang masih memiliki nilai ekonomis. Sementara untuk sampah dapat dijadikan kompos.

"Sampah organik ini banyak karena rata-rata belum dikelola secara baik. Rata-rata hanya memanfaatkan sampah plastik dan kardus. Padahal organik bisa dibuat pupuk kompos. Tentunya ini perlu digalakkan lagi," tutupnya. (*) 


Editor :