Sepi Penumpang, Pendapatan Pengusaha Travel di Lamtim Turun Drastis
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Selama Covid-19 melanda bahkan hingga adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sejumlah pengusaha jasa travel mengalami penurunan pendapatan (ekonomi) drastis.
Seperti yang diungkapkan salah seorang pengusaha travel, Ekhsan warga Kecamatan Braja Selebah, semenjak menjelang idul Fitri sampai saat ini jasa pengguna travel mengalami penurunan drastis.
"Pasti berdampak mas, bagi pengusaha jasa travel, ketika alam normal belum ada wabah Covid-19 saya bisa membawa penumpang ke pulau Jawa atau Jakarta," kata Ekhsan.
Lanjutnya, sebelum Covid 19 melanda, dalam satu pekan (7 hari) dirinya bisa dua kali membawa penumpang menuju Jakarta dan sekitarnya, namun setelah wabah Covid 19 melanda dan hingga ada pemberlakuan PPKM dalam satu pekan belum tentu berangkat mendapat orderan penumpang.
"Tapi memang benar keadaan alam seperti ini, mau gimana lagi, terima saja pemberlakuan pemerintah atas dasar Covid-19," ucap Ekhsan.
Kata Ekhsan, penyebab sepi nya penumpang karena harus memiliki surat keterangan Rapid antigen, dimana pelaku perjalanan harus memiliki beban biaya lagi, sehingga pemilik jasa travel tidak berani memberangkatkan penumpang jika tidak mengantongi hasil tes rapid antigen.
"Kalau ada penumpang yang tidak punya surat rapid antigen, pasti suruh putar balik, karena penjagaan ketat di areal penyebrangan Bakauheni," kata Ekhsan.
Sementara itu dr. Galih yang memiliki klinik laboratorium tes rapid antigen membenarkan rata rata masyarakat yang melakukan tes rapid antigen hanya untuk syarat perjalanan, bahkan pada Juli 2021 Galih mengakui sehari bisa menerima 50 orang yang melakukan tes rapid antigen.
"Tapi mayoritas, setiap saya tanya untuk kepentingan bepergian, artinya mereka tes itu bukan murni ingin melihat kondisi tubuh nya terpapar Covid 19 atau tidak," kata dr Galih.
Galih menjelaskan untuk biaya tes rapid antigen dirinya menarik biaya 135 ribu, dan butuh waktu maksimal 15 menit untuk mengetahui hasil nya, dan Galih mengatakan kliniknya melayani dari jam 8 pagi sampai 10 malam. (*)
Berita Lainnya
-
Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong
Jumat, 31 Januari 2025 -
Pengunjung Wisata Kali Alam Srimenanti Lamtim Kecewa Panitia Lebih Pentingkan Pejabat
Rabu, 29 Januari 2025 -
Cerita Pengupas Singkong di Lampung Timur, Diupah Rp 10 Ribu per 45 Kg
Selasa, 28 Januari 2025 -
Nelayan di Lampung Timur Tewas Diduga Akibat Ledakan Bom Ikan
Minggu, 26 Januari 2025