• Minggu, 06 Oktober 2024

Meski Sepi Peminat, Pengrajin Tapis Negerikaton Tetap Bertahan di Tengah Pandemi

Rabu, 25 Agustus 2021 - 14.43 WIB
279

Pengrajin tapis yang ada di Desa Kagungan Ratu Kecamatan Negerikaton masih terus bertahan meskipun sepi peminat akibat terdampak Covid-19.

Kupastuntas.co, Pesawaran  - Pengrajin tapis yang ada di Desa Kagungan Ratu Kecamatan Negerikaton masih terus bertahan meskipun sepi peminat akibat terdampak Covid-19. 

Salah satu warga setempat yang juga merupakan pengrajin tapis Evi Hartati mengatakan, pihaknya memang tidak sedikit yang mengeluh susah karena kurangnya peminat di tengah pandemi ini. 

"Kerajinan tapis ini kan memang sudah digeluti dari jaman nenek moyang dulu dan diwariskan ke kita, Napis ini diajarkan sama orangtua, saya pikir daripada kita menganggur di rumah ya kita buat saja kerajinan tapis, ditambah lagi sekarang lagi pandemi seperti ini  ya jelas pada mengeluh karena peminatnya sepi,"kata Evi, Rabu (25/08/2021). 

Ia mengaku, saat ini tapis sudah susah untuk dijual, toko-toko yang biasa mereka singgahi juga menolak dengan alasan sepi. 

"Tapi mau gak mau ya kita tetap buat, meskipun memang pada menolak dan konsumen juga sepi, biasanya ada yang upahan ada juga yang modal sendiri, makanya kita berharap pandemi ini cepatlah selesai, biar semuanya kembali stabil," utasnya. 

Namun, pihaknya juga membuat tergantung pemesanan dari konsumen maupun para pengepul.  "Kalau yang memesan ini biasanya sudah memberikan upah duluan walaupun kerjaan nya belum selesai, tapi kadang duit nya itu sudah abis duluan karena buat kebutuhan,"ungkapnya.

Adapun berbagai jenis kerajinan tapis yang pihaknya buat yaitu diantaranya tapis besarung, tapis selendang, tapis cantik, tapis abung, tapis ujung krui dan tapis ujung sarat serta tapis lainnya. 

"Ya kalau untuk tapi apa aja yang dibuat pasti banyak ya, ya intinya segala macam jenis tapi kita bisa mengerjakan nya,"katanya.

Kemudian terkait waktu pengerjaan tergantung pada kesulitan motif yang sebelumnya telah diminta oleh konsumen ketika memesan. 

"Kalau untuk kerajinan tapis ini bisa dibilang lama, kecuali untuk pembuatan selendang paling hanya dalam seminggu selesai, nah yang lama ini salah satunya tapis ujung sarat, pengerjaan nya bisa sampai sebulan karena memang harus detail dan padat rajutan benangnya," jelasnya. 

Pihaknya berharap adanya pembinaan dan bantuan terhadap para pengrajin tapis dalam meningkatkan taraf hidup seperti salah satunya pembinaan terkait pemasaran karena kerajinan tersebut merupakan warisan yang harus terus dilestarikan. 

"Untuk pemasaran sekarang memang mengalami kesulitan, kemudian dengan tidak cukupnya modal membuat pengrajin minim peralatan seperti tenang dan bahan. Jadi kita berharap ada yang membina kita agar napis ini dapat terus berjalan dengan lancar dan sehat," tuturnya.

"Jadi dengan napis ini kan setidaknya dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga, jelas kita sangat bersyukur apabila mendapat bantuan tersebut,"tutupnya. (*)

Editor :