Di Balik Kostum Lucunya, Pria 60 Tahun Harus Menahan Panas dan Rasa Lelah
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Raut wajahnya tampak lelah, Muhfrodi (60) serius menghitung uang lembaran dengan nominal receh (kecil) dari Rp2 ribu hingga Rp5 ribuan. Matanya penuh harap uang yang dihitung bisa mencukupi keperluan hari esok.
Kostum badut yang biasa dikenakan untuk mengais rejeki tersandar di dinding papan warung tempat biasa beristirahat. Plastik kresek hitam yang masih terikat berisi sebungkus nasi dan lauk seadanya, yang sengaja dibawa dari rumah untuk mengganjal perut siang hari.
"Lumayan lah mas setengah hari sudah mendapat kemasukan 45 ribu rupiah hasil dari saya ngamen menggunakan baju badut," ucap Pria 60 tahun, di lokasi Pantai Kerangmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Minggu (22/8/2021).
Setelah lembaran uang recehan dihitung, lalu dilipat dan dimasukan ke dalam kantong sakunya. Sejenak tangannya mengusap keringat yang mengkilap pada raut wajah nya.
"Buk minta kopinya," teriak lirih pria paruh baya kepada pemilik warung.
Tidak lebih dari 30 menit, Pria yang tinggal di Desa Matarambaru, Kecamatan Matarambaru itu sudah menghabiskan segelas kopi nya, se saat kemudian Muhfrodi kembali berkemas mengenakan kostum badutnya yang didominasi warna merah putih tersebut.
Tas kecil yang dibuat sedemikian rupa tempat menggantungkan sound sistem ukuran mini digantungkan pada lehernya, suara musik dari sound sistem mini itu sebagai pendukung aktivitasnya.
"Kalau ada suara musik kan saya bisa berjoget riang di hadapan anak-anak kecil, sebagai penarik atau perantara agar anak anak suka melihat," katanya sambil senyum kecil.
Langkah gemas nya perlahan menuju pinggir pantai dimana pengunjung yang sedang beristirahat di balai-balai menjadi sasaran nya, bokong nya sedikit goyang ke kiri kanan dan tangannya dengan melambai manis di hadapan anak-anak.
"Buk pengen foto sama badut itu, ya," teriak bocah kecil yang sedang duduk memandang pantai siang itu.
Perempuan kecil lucu itu sudah berada dalam gendongan badut lucu, sejurus ibu nya berdiri tepat di hadapan nya dan siap mengambil foto dari aplikasi dalam android nya.
Setelah itu, lembaran uang Rp2 ribuan dimasukan ke dalam kantong putih yang sudah disediakan sebagai tanda terimakasih.
"Ya saya tidak meminta dengan jumlah tertentu namun seikhlasnya, kadang ada yang memberi 2 ribu, lima ribu kadang kala ada yang bilang terimakasih saja," ujar Muhfrodin.
Dibalik lucunya baju badut, Muhfrodin mengaku rasa panas karena hawa dalam baju tebal di bawah terik matahari, rasa lelah dari perjalanan keliling sepanjang pantai menciptakan hawa panas di dalam badut lucu. Namun perjuangan itu dilakoni demi bertahan hidup untuk setiap harinya bersama keluarganya.
Rasa lelah pasti, soalnya jalan kesana kemari untuk mencari sasaran jasa sewa foto, lebih lagi hawa panas memaksa cairan (keringat) dalam tubuh keluar dari ribuan pori-porinya.
"Kalau suasana cuaca panas, satu jam dalam kostum badut sudah kayak terbakar, tapi lagi-lagi karena saya butuh uang, dan saya menjalani yang penting halal tidak mengambil hak orang," tutup Muhfrodi. (*)
Video KUPAS TV : RUMAH ISOLASI LAMSEL DIBUKA, BUPATI SEBUT SEKELAS HOTEL
Berita Lainnya
-
Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong
Jumat, 31 Januari 2025 -
Pengunjung Wisata Kali Alam Srimenanti Lamtim Kecewa Panitia Lebih Pentingkan Pejabat
Rabu, 29 Januari 2025 -
Cerita Pengupas Singkong di Lampung Timur, Diupah Rp 10 Ribu per 45 Kg
Selasa, 28 Januari 2025 -
Nelayan di Lampung Timur Tewas Diduga Akibat Ledakan Bom Ikan
Minggu, 26 Januari 2025