• Rabu, 28 Mei 2025

Dilema Usaha Transportasi Umum Dimasa Pandemi dan PPKM

Kamis, 19 Agustus 2021 - 20.50 WIB
274

Yayan, salah seorang sopir bus Puspa Jaya jalur Bandar Lampung - Metro. Foto: Gamel/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pandemi Covid-19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bagaikan pasangan kombo yang menghantam pemasukan masyarakat di berbagai sektor khususnya sektor Penyedia jasa angkutan umum (Bus).

Kabag Operasional PT Rajabasa Utama, Aldin, serta sopir bus yang berkecimpung di dunia jasa transportasi bus di terminal tipe A Rajabasa merasakan betul imbas dari pandemi Covid-19 yang hampir 2 tahun dan PPKM yang terus berlangsung hingga saat ini.

Yayan (37), salah seorang sopir bus Puspa Jaya jalur Bandar Lampung - Metro, mengaku betapa sulitnya beroperasi di masa seperti ini.

Setiap harinya ia hanya bisa mendapat 5 hingga 6 penumpang yang menaiki bus yang dibawanya. Hal ini tentu berpengaruh pada pemasukan dan hasil setoran yang ia berikan ke kantor tempat nya bekerja.

"Mau belanja dapur berat. Paling yang naik 5-6 orang. satu hari paling cuma jalan satu rit Rajabasa-Metro, Metro-Rajabasa. Sulit bener sekarang ini," ucap Yayan, saat ditemui di terminal tipe A Rajabasa, Kamis (19/8/2021).

"Pendapatan mines, malah banyak hutang sama perusahaan," timpalnya.

Yayan juga mengatakan jika masa sebelum pandemi jauh lebih baik dibandingkan dengan masa pandemi. Saat belum adanya wabah ini penumpang bus Puspa Jaya yang dibawanya ramai, namun sekarang dari kapasistas bus yang 100 persen hanya diisi sekitar 10 hingga 20 persen saja.

Ditambah lagi dirinya tidak bisa membayar leasing motor dan menunggak membayar setoran kepada kantor bus tempat ia bekerja.

"Kemarin-kemarin sebelum pandemi bayar leasing motor bisa, sekarang ini bayar leasing gak bisa. Saya juga sudah satu bulan ini belum setoran. Kita kan gak setoran setiap hari. Ya gimana kita jalan salah gak jalan salah. Kalau kita gak jalan di rumah asap gak ngebul. Kita jalan makan uang setoran, kan gitu. Serba salah, kerja ini bertahan saja," terangnya.

Dari keterangan Yayan selama beroperasi di masa pandemi dan PPKM, pihak bus Puspa Jaya yang ia kendarai terpakasa menaikan harga tarif untuk perjalanan Bandar Lampung - Metro, Metro - Bandar Lampung yang awalnya Rp15 ribu menjadi Rp25 ribu per orang.

"Ya gimana, kalau orang tiga atau orang empat gak ketutup. Belum lagi bensinnya, makannya, setorannya," tandasnya.

Tidak beda dengan Yayan, dampak pandemi juga sangat dirasakan oleh pak Aldin. Dirinya yang seorang Kabag Operasional bus PT Rajabasa Utama mengaku jika penumpang bus menurun hingga 80 persen, bahkan ia menganggap jika pandemi membuat bisnis di sektor transportasi umum anjlok.

"Penumpang cuma 20 persen, 80 persen nya ilang gara-gara pandemi. Ya gimana orang yang pergi dikit-dikit harus tes kalau mau pergi. Apalagi yang mau ke Jawa. Bukan cuma sekali tes, tapi dua kali mereka harus tes," ujar Aldi.

"Pandemi ini bukan lagi menurun tapi lebih dari menurun, anjlok. Kalau perusahaan tinggal tunggu tumbangnya saja," lanjutnya.

Selain itu, ia juga mengaku jika sampai saat ini pihaknya dan pihak bus yang lain belum pernah sekali pun menerima bantuan dari pemerintah.

"Kami ini dari kru mobil belum pernah dapat sentuhan bantuan dari pemerintah. Sedangkan kita lihat pidato presiden tentang  bantuan-bantuan tapi tidak sampai ke kami. Coba sekali-kali kami kru mobil dikunjungi dikasih beras, itu harapan supir kondektur. Tapi Alhamdulillah hampir 2 tahun covid kami belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah," ungkapnya.

Ditambah lagi PPKM dan penyekatan membuat bus di bawah pengawasannya terpaksa kehilangan penumpang karena jalan ditutup.

Aldin pun harus rela jika gaji nya dipangkas lebih dari 50 persen dari Rp3 juta menjadi Rp1.250.000 selama bekerja di tengah arus Covid-19.

Ia sangat berharap Pemerintah memperhatikan nasib para pekerja di sektor transportasi umum, agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Tolong kami kru-kru mobil diperhatiin sama Pemerintah dalam bentuk bantuan. Mbok Ya didatangi kami ke terminal induk Rajabasa. Kalau ada beras atau batuan apa yang namanya BST tolong diperhatikan," tutupnya. (*)


Video KUPAS TV : KAPAL PELNI JADI TEMPAT ISOLASI, GUBERNUR ARINAL CEK LANGSUNG