Mursi 'Mamak Lawok' Seniman Hahiwang Asli Pesisir Barat
Pesisir Barat, Kupastuntas.co - Kabupaten Pesisir Barat bukan hanya terkenal dengan keindahan wisata pantai Labuhan Jukung nya, tetapi juga banyak destinasi wisata lain yang bisa memanjakan mata para pengunjung.
Pesisir Barat juga menyimpan beragam kebudayaan dan kesenian yang menjadi ciri khas daerah setempat salah satu kesenian yang masih ada hingga sekarang yaitu hahiwang.
Hahiwang secara etimologi berasal dari kata hiwang. Hiwang berarti tangisan sedangkan kata kerjanya miwang yang berarti menangis, dan diberikan imbuhan ha- menjadi Hahiwang yang berarti karya sastra lisan yang menceritakan tentang kesedihan hidup seseorang atau kelompok.
Mursi atau masyarakat setempat biasa memanggilnya mamak lawok merupakan salah satu seniman hahiwang yang ada di Pesisir Barat.
Lelaki kelahiran krui 5 maret 1953 tersebut mulai menggeluti kesenian hahiwang sejak ia berumur 20 tahun, anak bungsu dari delapan bersaudara pasangan Murkiyah dan Marsudin itu mendedikasi kan dirinya hingga kini untuk melestarikan kesenian khas Pesisir Barat tersebut.
Keahliannya dalam membuat sastra hahiwang ia dapatkan dari nenek moyangnya yang juga merupakan seorang seniman hahiwang di Pesisir Barat.
Mamak lawok mempunyai ciri khas tersendiri dalam membuat karyanya, iya biasa menyebutnya "wat semakkung wat" yang artinya ada sebelum ada.
"Maksudnya yaitu dalam sebuah karya sastra khususnya hahiwang harus terlebih dahulu di konsepkan, dari mulai pemilihan kata, kemudian pesan yang akan di sampaikan seperti apa serta tujuan dari karya sastra tersebut seperti apa," jelas Mursi saat dimintai keterangan, Senin, (9/08/2021).
Mursi melanjutkan setelah konsep dari sastra tersebut sudah jelas, maka konsep tersebut ditulis dan dirangkai semenarik mungkin agar bisa menimbulkan daya tarik bagi pembaca ataupun pendengar.
Kemampuan Mursi dalam berbahasa Lampung dengan baik membuat proses pembuatan sastra hahiwang tersebut menjadi lebih mudah. Mursi mengatakan hahiwang dan bahasa Lampung seperti dua sisi mata uang yang saling berkaitan.
"Kalau seseorang tidak memahami bahasa Lampung dengan baik, otomatis tidak bisa membuat dan melantunkan hahiwang dengan baik pula," jelas mursi.
Mursi juga mengatakan siap untuk membagikan kemampuan yang dimilikinya untuk di ajarkan kepada masyarakat yang ingin belajar membuat hahiwang baik itu anak-anak hingga dewasa.
"Saya sangat senang jika ada masyarakat baik itu anak-anak muda ataupun orang dewasa yang ingin belajar hahiwang saya siap mengajarkan agarkan benar-benar mau belajar untuk melestarikan sastra hahiwang khas daerah kita ini," ucap Mursi.
Seperti diketahui Mursi sendiri telah membuat banyak karya hahiwang. Beberapa karyanya yang sangat dikenal yaitu diantaranya Bintang Lunik, Darussalamah Qolbi, Dang Ngarusak Lingkungan, Harong Nunas, Ngahiman Keturunan.
Dan pada tahun 2020 lalu Mursi mendapatkan penghargaan dari Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, atas usulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas dedikasi dan pengabdiannya dalam melestarikan kesenian hahiwang.
Mursi berpesan kepada anak-anak muda agar selalu melestarikan kesenian dan budaya di daerah masing-masing agar tidak hilang ditelan zaman sehingga anak cucu kita nanti tetap bisa merasakan kesenian dan budaya di tanah kelahirannya. (*)
Video KUPAS TV : ENAM PEKON DI PESISIR BARAT GELAR PEMILIHAN PERATIN SERENTAK
Berita Lainnya
-
Mendaki Gunung Lewati Laut, Perjuangan Distribusi Logistik Pilkada Pesibar di Wilayah Terpencil
Selasa, 26 November 2024 -
Rekreasi Siswa PAUD Berujung Bencana, Dua Bocah Terseret Ombak Pantai Ilahan Pesibar, Satu Meninggal Dunia
Sabtu, 23 November 2024 -
Ardjuno Gelar Dzikir Shalawat dan Kidung Dakwah di Dua Daerah, Arinal: Jantung Anak Saya Bagian dari Krui, Saya Janji Akan Membangun Pesisir Barat
Kamis, 21 November 2024 -
Didukung Tokoh Sai Batin dan Bali, Arinal Djunaidi Targetkan Pesibar Jadi Pusat Perikanan Dunia
Kamis, 21 November 2024