Meski Harga Jual Tinggi, Petani Pinang di Lamtim Masih Sedikit
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Hasan (50) warga Desa Tulug Pasok, Kecamatan Matarambaru, sudah 10 tahun lebih menjadi pengepul buah pinang. Sayangnya, di Lampung Timur (Lamtim) belum ada petani khusus pinang, padahal memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan, Kamis (22/7/2021).
Buah pinang tampak menggunung di pelataran rumah Hasan dan terlihat lima ibu-ibu sibuk mengupas buah yang identik untuk bahan kosmetik atau jamu tradisional tersebut.
"Ya kalau pinangnya sedikit saya kupas sendiri dengan istri saya, tapi kalau musim seperti ini kami minta bantu tetangga," kata Hasan.
"Harga beli dari petani Rp1.300 per kilo, kemudian dijual Rp17 ribu per kilo dengan kondisi sudah dikupas dan kering," lanjutnya.
Pria paruh baya itu mengaku, setiap bulan Juli-September dipastikan dirinya banyak membeli buah pinang karena merupakan musimnya.
"Mereka datang sendiri kerumah saya, mereka jual tidak banyak, paling 20 kilo. Dalam satu minggu saya bisa jual 5 kwintal," ujarnya.
Sementara, salah seorang pegawai Dinas Perkebunan Lamtim, Hariyanto mengatakan, belum ada petani pinang secara khusus, sehingga kalaupun ada buah pinang itu hanya tanaman tumpang sari, yang hanya ditanam sebagai pelengkap kebun sekitar 2 pohon.
Menurut Hariyanto, bertani pinang tidak diminati masyarakat kerana dinilai jual tidak sesuai dengan perawatan, selain itu pinang bisa berbuah setelah umur 3 tahun.
"Nunggunya lama 3 tahun, jika ditanami singkong dalam tiga tahun sudah 6 kali panen," kata Hariyanto.
Tetapi, saat ini petani di Kecamatan Marga Tiga, Lamtim mulai menanam pinang khusus, namun jenis pinang dalam tiga bulan pohon pinang sudah bisa berbuah.
"Ini baru percobaan ada dua petani, mungkin nanti kalau berhasil artinya ada keseimbangan pemeliharaan dan harga jual bisa kami promosikan kepada petani lain," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : LIMA CABANG BAKSO SONY SE BANDAR LAMPUNG DISEGEL!
Berita Lainnya
-
Hamparan Savana dan Susur Sungai Diproyeksikan Jadi Objek Wisata Baru di TNWK
Sabtu, 01 Februari 2025 -
Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong
Jumat, 31 Januari 2025 -
Pengunjung Wisata Kali Alam Srimenanti Lamtim Kecewa Panitia Lebih Pentingkan Pejabat
Rabu, 29 Januari 2025 -
Cerita Pengupas Singkong di Lampung Timur, Diupah Rp 10 Ribu per 45 Kg
Selasa, 28 Januari 2025