• Jumat, 29 November 2024

DPRD Mesuji Akan Panggil Kadinkes Terkait Tidak Ada Dokter Piket di Hari Libur

Rabu, 21 Juli 2021 - 22.24 WIB
320

Puskesmas Simpang Pematang, Mesuji. Foto: Komang/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Mesuji - Pihak Puskesmas Simpang Pematang sempat dikabarkan menolak pasien yang hendak berobat dengan alasan tidak ada Dokter yang piket pada saat hari libur.

Terkait hal itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mesuji, Parsukiakan memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Mesuji.

Parsuki mengatakan, seharusnya  Puskesmas Rawat Inap harus ada dokter yang piket, walaupun di hari libur.

"Karena tenaga medis harus Standby 24 jam, baik dokter, perawat dan bidan. Karena tugasnya memberikan pelayanan ke masyarakat. Apalagi pada saat sekarang ini, pandemi Covid-19 masih tinggi. Kalau gak ada tenaga medis di Puskesmas, terus siapa yang mau melayani orang sakit," kata Parsuki. Rabu (21/07/2021).

Parsuki juga mengatakan, Komis III DPRD Mesuji akan secepatnya memanggil Kepala Dinas Kesehatan Mesuji untuk menginventarisir permasalahan tersebut.

"Jika bener itu terjadi, kami sangat kecewa sekali dengan pelayanan seperti itu. Sebab keselamatan jiwa manusia itu di atas segala-galanya," ungkap Parsuki.

Pelayanan yang dirasakan kurang baik sempat dirasakan oleh Iwan, warga Desa Brabasan.

Dirinya sempat membawa anaknya ke Puskesmas Simpang Pematang karena kepala anaknya bocor dan banyak mengeluarkan darah akibat terjatuh.

Namun pihak puskesmas Simpang Pematang hampir menolak pasien dengan alasan tidak ada dokter yang piket karena hari libur.

Hal tersebut diucapkan oleh Iwan kepada awak media di lokasi Puskesmas Simpang Pematang, pada saat menunggu anaknya ditangani pihak Puskesmas Simpang Pematang pada Selasa (20/07/2021) pukul 19.30 WIB.

Menurut Iwan, dirinya dan anaknya mengalami kecelakaan pada saat perjalanan dari tempat keluarga, dan hendak pulang ke Desa Brabasan.

Setelah itu anaknya langsung dibawa ke Puskesmas Simpang Pematang karena insiden tersebut.

Namun Puskesmas  Simpang Pematang yang terdekat dari kejadian yang melayani 24 Jam tersebut tidak ada dokternya.

"Perawat pun tidak bisa memberikan pertolongan pertama dan langsung  menyuruh saya untuk membawa anak saya ke Rumah Sakit lain," ujar Iwan. (*)