Sampah Nyaris Tutup Jalan di Metro Selatan, DLH: Kesadaran Warga Kurang

Tumpukan sampah di jembatan Jalan Adipati Raya. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Persoalan sampah di Kota Metro bagai mengurai benang kusut. Selain minimnya perhatian pemerintah, kesadaran masyarakat akan pentingnya buang sampah pada tempatnya juga menjadi momok yang lambat laun menghantui warga itu sendiri.
Dari pantauan Kupastuntas.co, tumpukan sampah di bahu jembatan nyaris menutup Jalan Adipati Raya yang menjadi perbatasan antara Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan dengan Kelurahan Tejosari, Kecamatan Metro Timur.
Di lokasi tersebut, tumpukan berbagai jenis sampah itu juga terlihat banyak yang masuk ke bantaran anak sungai. Lokasinya yang sepi diduga menjadi pemicu maraknya warga tak bertanggungjawab yang membuang sampahnya di kawasan tersebut.
Salah seorang pengendara mengaku, kondisi tersebut telah berlangsung lama dan hingga kini diketahuinya belum pernah diangkut.
"Sudah lama. Saya setiap hari berangkat kerja lewat sini. Seingat saya terakhir dibersihkan tahun lalu," kata Ari Kurniawan (31) Warga Kelurahan Tejosari, Kecamatan Metro Timur, Minggu (18/7/2021).
Ia juga mengaku, setiap pagi kerap melihat sejumlah kendaraan berhenti dan membuang sampah di lokasi tersebut. Tak hanya itu, ia juga mengaku pernah melihat mobil pick up membawa sampah dan membuangnya ke sungai.
"Rata-rata pakai motor. Kalau pakai mobil pernah lihat sekali, tapi orang buang sampah jeroan sepertinya," ungkapnya.
Sementara warga setempat berharap, Pemerintah Kota Metro mengangkut sampah tersebut, serta memberi solusi agar sampah tidak menumpuk lagi dan mengancam kerusakan lingkungan.
"Mudah-mudahan sampah ini segera diangkut biar bersih," ucap Deni (29) Warga Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, yang tinggal di kawasan itu.
Terpisah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Yeri Noer Kartiko, membenarkan bahwa tumpukan sampah di kawasan tersebut terakhir diangkut pada tahun 2020 lalu.
"Kalau yang di Jalan Adipati Raya dari pure itu belok kiri, itu sudah pernah kita angkut sampahnya tahun lalu, sudah kita pasangi papan peringatan juga, sudah pernah dijagain juga untuk tidak buang sampah disana. Tapi kayaknya masyarakat disitu juga yang dalam tanda kutip rada bandel dan kurang bisa dikasih tahu," bebernya.
Ia menilai, menumpuknya sampah di kawasan tersebut akibat minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Padahal, hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp10 ribu per bulan, maka petugas pengangkut sampah akan mengambil sampahnya setiap seminggu dua kali.
"Kesadaran warga kurang. Kalau mereka memiliki kesadaran yang tinggi, asal disimpan saja sampahnya di depan rumah, terus jadi pelanggan kita dan didata pasti diangkut. Karena rata-rata orang yang buang sampah sembarangan di beberapa lokasi tempat buang sampah ilegal itu adalah orang yang malas menjadi pelanggan," jelasnya.
Sebelum mengangkut sampah di kawasan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan RT, RW dan Lurah, untuk bergerak bersama mengedukasi masyarakat untuk aktif bergotong-royong menjaga kebersihan lingkungan.
Karena tambahnya, jika hal itu dibiarkan juga salah, karena akan menimbulkan beban kepada lingkungan. Kemungkinan terbesar, dalam waktu dekat pihaknya akan angkut, dengan bergotong-royong bersama warga sekitar sebagai upaya perbaikan.
"Terpenting saat ini ialah upaya pencegahan dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : PENYEBAR VIDEO HOAX KERUSUHAN PASAR METRO TERNYATA GURU
Berita Lainnya
-
Suasana Haru Warnai Pelepasan 320 Calon Jemaah Haji Asal Metro
Sabtu, 10 Mei 2025 -
BK Hentikan Proses Penanganan Laporan Dugaan Perselingkuhan Oknum DPRD Metro
Kamis, 08 Mei 2025 -
29 Jalan dan Trotoar Rusak di Metro Timur Diperbaiki Tahun Ini, Telan Anggaran 7,4 Miliar
Rabu, 07 Mei 2025 -
Hanya Lima Gapoktan di Metro Terima Bantuan POC, DKP3 Akui Belum Tahu Detailnya
Selasa, 06 Mei 2025