Demi Hidupi Keluarga, Surono Warga Lamtim Jual Tungku Hingga Perbatasan Indonesia-Malayasia
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Surono, pria 40 tahun warga Desa Braja Gemilang, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur, menyandarkan sepeda motornya yang bermuatan tungku (alat masak tradisional) di dekat plang bertuliskan "Perbatasan Indonesia Malaysia".
"Ini menjadi cerita tersendiri bagi saya untuk ke depannya. Apa uniknya? Karena saya jualan tungku keliling hingga perbatasan Malaysia," kata Surono saat dikonfirmasi Kupastuntas.co melalui ponselnya.
Dengan sepeda motor bebek miliknya menjadi saksi bisu saat Surono setiap hari mengangkut 10 tungku menjelajah pelosok desa di wilayah Kalimantan Barat.
Jalan lumpur yang dikelilingi pepohonan menjadi pemandangannya setiap hari.
Mesik begitu, Ia memiliki keyakinan yang kuat, bahwa kerja kerasnya akan membuahkan hasil. Terlebih, Ia adalah seoaran perantau. Baginya, meninggalkan anak istri untuk sementara waktu awalnya cukup berat, perasaan rindu dengan keluarga sering terngiang dalam pikiran.
Namun setelah berjalan lebih dari satu tahun, rasa rindu pasti ada namun Surono sudah terbiasa.
"Awalnya, sebentar-sebentar kangen dengan anak anak, istri. Apalagi kalau pas badan capek, tungku tidak laku. Tapi ya sempatkan diri istirahat sambil video call anak anak. tapi sampai sekarang setiap tiga bulan sekali pulang," lanjutnya.
Surono mengaku, sejak 2012 menjajakan tungku hasil karya warga Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur di Kalimantan Barat lebih laku dibanding di tempat asalnay sendiri.
"Pembeli lebih banyak di sini, warga asli Kalimantan yang tinggal di pedesaan lebih suka menggunakan alat masak tradisional, bukan tidak ada gas elpiji subsidi. Tapi mereka tidak begitu menyukai karena takut," ungkapnya.
Dalam satu bulan, rata-rata 200 tungku terjual. Sementara pengiriman dari Lampung Timur menggunakan alat transportasi fuso, dengan kapasitas 1,5 ribu tungku.
"Kalau harga rahasia kami, yang pasti lebih mahal di Kalimantan dari pada di Lampung," pungkasnya. (*)
Video KUPAS TV : UIN RADEN INTAN RESMIKAN PENGOLAHAN SAMPAH ‘GREEN CORNER’
Berita Lainnya
-
Hamparan Savana dan Susur Sungai Diproyeksikan Jadi Objek Wisata Baru di TNWK
Sabtu, 01 Februari 2025 -
Pabrik Singkong Tutup, Petani di Lamtim Kesulitan Jual Singkong
Jumat, 31 Januari 2025 -
Pengunjung Wisata Kali Alam Srimenanti Lamtim Kecewa Panitia Lebih Pentingkan Pejabat
Rabu, 29 Januari 2025 -
Cerita Pengupas Singkong di Lampung Timur, Diupah Rp 10 Ribu per 45 Kg
Selasa, 28 Januari 2025