• Minggu, 09 Maret 2025

Lima Tahun Tidak Diperbaiki, Petani Way Bungur Keluhkan Kondisi Irigasi

Selasa, 29 Juni 2021 - 14.52 WIB
138

Petani Kecamatan Way Bungur bersama anggota legislatif cek kondisi irigasi yang sudah 5 tahun tak diperbaiki. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur, Kupastuntas.co - Irigasi jenis sekunder yang membentang di Kecamatan Way Bungur menjadi keluhan petani, sehingga, Selasa (29/6/2021) petani mengajak anggota Legislatif Lampung Timur meninjau langsung ke lokasi.

Irigasi sekunder tersebut merupakan sumber utama untuk mengairi 139 hektare sawah, tentu dengan kerusakan irigasi 50 persen itu sangat menghambat produksi hasil panen (padi), karena air tidak bisa maksimal mengairi persawahan ratusan hektare itu.

"Kerusakan irigasi sudah sejak lima tahunan, dan sama sekali belum ada tanda tanda perbaikan, hari ini kami dan kawan kawan petani sengaja mendatangkan pak dewan dan pihak dinas PU untuk cek langsung," ucap Suparman selaku Petugas Pintu Air (PPA) Way Bungur.

Lanjutnya panjang irigasi tersebut 3 ribu meter, dan membawahi 139 hektare sawah, namun kondisi kerusakan bisa di katakan 50 persen lebih, kerusakan yang terjadi yakni 200 meter sama sekali belum di talud (semen).

Selain itu, ada tiga titik kondisi irigasi menyerupai kubangan hingga ke dalam di atas 4 meter, tentu kondisi tersebut menjadi pemicu longsor dan merusak lahan masyarakat. "Dan ini sudah lima tahun, banyak dampak negatifnya, terutama menganggu produksi panen dan kedua soal kerusakan lahan karena longsor," ucap Suparman.

Sementara itu, seorang petani bernama Eko, mengaku seharusnya tahun ini petani melakukan tanam padi karena kondisi irigasi tidak bisa mengairi sawah sehingga petani melakukan tanam palawija. "Dan hari ini kami sengaja telpon pak dewan, pihak PU biar benar benar melihat kondisi di lapangan," kata Eko.

Anggota legislatif Lampung Timur, Purwianto saat dimintai keterangan di lokasi menjelaskan, hasil dari krosscek bersama petani, selanjutnya Purwianto akan membahas persoalan irigasi tersebut dengan Dinas PUPR Lampung Timur.

"Jika bangunan irigasi tersebut tanggung jawab PU Provinsi ya nanti kami bersama rekan rekan akan bertolak ke Provinsi untuk membicarakan persoalan irigasi tersebut," kata Purwianto.

Setelah dilakukan kroscek selama 4 jam, bersama petani setempat, ada empat titik yang perlu dibenahi dan kerusakan ke empat titik itu benar benar fatal, artinya kerusakan yang serius, terutama dua titik menyerupai sukur dan sudah menggerus tanah warga. (*)


Video KUPAS TV : GeNOSE ALAT PENDETEKSI COVID-19 BISA DIGUNAKAN SECARA GRATIS

Editor :