• Kamis, 28 November 2024

Menteri Sandiaga Uno Apresiasi Program Co-Firing PLN Untungkan Warga Ende

Sabtu, 26 Juni 2021 - 13.11 WIB
107

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat 'Kickoff Continuous Run Cofiring' di PLTU Ropa dan Wisata Energi Bersih di Kabupaten Ende, NTT. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengapresiasi program Co-Firing PT PLN yang memanfaatkan hasil olahan sampah biomassa (pelet) menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ropa di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sandiaga berharap, program initerus dilanjutkan untuk mengawal kelestarian lingkungan.

Ia pun mengajak masing-masing pihak mendorong kualitas dan keberlanjutan pariwisata di Ende. Mengingat di wilayah itu ada ratusan tujuan wisata, baik wisata alam maupun budaya.

"Pada intinya kami paling support, sebab pariwisata yang berkualitas di era pandemi mengkhususkan pariwisata yang bersih, ramah dan berkelanjutan," ujar Sandiaga, saat 'Kickoff Continuous Run Cofiring' di PLTU Ropa dan Wisata Energi Bersih di Kabupaten Ende, Jumat (25/6/2021).

Direktur Mega Proyek dan EBT PLN, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, program co-firing adalah bagian dari transformasi PLN untuk menyokong program penambahan energi baru terbarukan 23 persen sampai 2025.

Program co-firing juga dilaksanakan PLN di 54 tempat PLTU di Indonesia sampai 2024. Wiluyo bercita-cita program ini bisa menjadi penyelesaian penanganan sampah sekaligus membina ekonomi kerakyatan di daerah.

"PLN siap sinergi guna menjalankan program ini," tutur Wiluyo.

PLN mengawali program co-firing di Ende pada tahun lalu. Melalui program ini, PLN mengajar warga setempat untuk mengubah sampah biomassa menjadi pelet dengan membina tempat pengolahan sampah. Sampah yang dijadikan pelet ini berasal dari sampah masakan, dedaunan, sampah rumput dan organik lainnya.

Awalnya pelet yang didapatkan warga Ende akan dimanfaatkan guna program co-firing di PLTU Ropa. Namun selama ini, penduduk Ende masih menggunakan minyak tanah dan kayu bakar untuk memasak. PLN didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende menyuruh warga menfaatkan pelet sebagai bahan bakar memasak.

Di samping lebih ramah lingkungan, pemanfaat pelet dapat menekan ongkos pembelian minyak tanah yang seringkali bisa menjangkau Rp200 ribu - Rp700 ribu per bulan.

PLN memperhitungkan dana Rp855,73 juta melewati PLN Peduli, yang melibatkan peran serta masyarakat untuk menyokong program co- firing PLTU Ropa.

"Pelet yang dipakai sangat memprovokasi perekonomian. Di samping itu, pelet menanggulangi permasalahan sampah, terutama sampah organik, dan hasilnya terbukti pelet sampah menjadi pengganti minyak tanah guna memasak," kata General Manager Unit Induk NTT, Agustinus Djatmiko.

Tak berhenti disitu, kehadiran program ini pun telah mendorong berkembangnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat yang bergerak di bidang penciptaan kompor pelet.

"UMKM ini dapat membuat kompor pelet yang murah dan diproduksi massal. Selain buatan UMKM, SMK Negeri 2 Ende menciptakan kopmpor pelet," ujar Jatmiko.

PLN pun menyambut baik sokongan pemda dalam penambahan kapasitas buatan pelet dengan menambah tempat pengolahan sampah. Jatmiko meyakinkan PLN siap menjadi pembeli (offtaker) buatan pelet yang didapatkan warga.

"Bapak Bupati memiliki gagasan inovasi, bagaimana metodenya PLTU Ropa dapat menggunakan bahan bakar biomassa, bahkan hingga dengan 100 persen serta menggerakkan ekonomi rakyat. Dari sisi PLN, Kami siap menjadi offtaker buatan pelet berapapun yang dihasilkan, " ucap Jatmiko. (Rls)


Video KUPAS TV : TOL LAMPUNG-ACEH GAGAL TERHUBUNG 2024