• Jumat, 26 April 2024

Perpustakaan di Desa Nibung Lamtim Butuh Donatur untuk Seribu Judul Buku

Selasa, 22 Juni 2021 - 18.29 WIB
124

Kepala Dinas Perpustakaan Lampung Timur, Syahrulsah saat periksa sejumlah buku yang ada di perpustakaan Desa Nibung, Lampung Timur: Foto: Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur, Kupastuntas.co - Perpustakaan yang ada di Desa Nibung, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur membutuhkan sumbangan dari donatur buku untuk memenuhi seribu judul buku.

Perpustakaan tersebut juga masuk enam besar dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung, dalam perlombaan perpustakaan.

Hal tersebut dikatakan oleh tim penilai dari Dinas Perpustakaan Lampung Nela, namun satu kendala yang menjadi catatan tim penilai yaitu jumlah judul buku, standar nasional perpustakaan harus memiliki seribu judul, sementara perpustakaan di Desa Nibung, Lampung Timur masih 640 judul.

Menurut Nela, untuk memenuhi jumlah judul buku pengelola perpustakaan perlu meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dengan tujuan mencari donatur buku, seperti perusahaan swasta melalui CSR, selain di tompang dari pemerintah.

"Menurut kami masuk enam besar sudah cukup bagus, yang masuk enam besar selain Lampung Timur yakni, Kota Metro, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Barat dan Tulang Bawang," ungkap Nela, Selasa (22/6/2021).

Sementara Kepala Dinas Perpustakaan Lampung Timur, Syahrulsah menjelaskan, pihak desa juga harus memiliki kreatif, inovatif terkait perpustakaan, terutama anak-anak muda yang baru lulus dari kuliah.

Apalagi saat ini dengan pandemi Covid-19, jika hanya mengandalkan pemerintah tentu tidak maksimal, karena sebagian besar anggaran pemerintah dialihkan untuk menangani Covid-19.

"Kami sudah wacanakan sejak 2017 untuk memperluas perpustakaan di setiap desa. Minimal satu desa memiliki perpustakaan. Namun karena kondisi Covid mungkin masih terealisasi 75 persen dari 264 desa yang ada," ujar Syahrulsah.

Perpustakaan dibuat tentu untuk mencerdaskan anak-anak, menambah wawasan dan yang perlu ditekankan yaitu pengelola perpustakaan harus bisa menarik minat baca, terutama anak-anak dan remaja. Sehingga perpustakaan yang banyak dibuat oleh pemerintah tidak mubazir.

"Pemerintah tinggal menganggarkan saja, itu mudah dilakukan selagi hal positif yang dibangun. Tapi konsekuensinya pengelola perpustakaan harus bisa menarik pembaca," terangnya.

Sementara itu, pengakuan dari pengelola perpustakaan Desa Nibung, Riki Gunawan, pembaca rata-rata anak usia di atas 10 tahun dan maksimal 20 tahun. Buku yang paling disukai yakni jenis buku fiksi, buku tentang cerita cerita ketokohan.

Dari jumlah buku yang ada, 80 persen merupakan sumbangan dari masyarakat setempat. Artinya buku-buku bekas yang sudah dibaca pemiliknya dan belum ada sumbangan dari pihak perusahaan swasta apapun, sementara 20 persen sumbangan dari pemerintah.

"Untuk menarik minat baca, kami berikan fasilitas tempat yang rapi, rajin dan nyaman. Bahkan kami juga berikan peralatan proyektor jika mereka jenuh membaca, kami putar film-film yang sifatnya mendidik dengan durasi paling lama 30 menit. Setelah itu mereka kami suruh membaca," pungkasnya. (*)


Video KUPAS TV : RATUSAN SATWA LIAR DILEPASKAN DI HUTAN WAY KAMBAS