• Kamis, 01 Mei 2025

Penerimaan Siswa Baru Tingkat SMP di Metro Dibuka Akhir Juni

Senin, 14 Juni 2021 - 16.39 WIB
90

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kota Metro, Puspita Dewi, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/6/2021). Foto: Arby/Kupastuntas.co

Metro, Kupastuntas.co - Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dijadwalkan membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP secara online pada akhir Juni 2021 mendatang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Kota Metro, Puspita Dewi menyampaikan, terdapat dua jalur PPDB yang tersedia, yaitu jalur zonasi dan afirmasi.

"Untuk PPDB online jalur zonasi rencananya akan dibuka mulai 29 Juni hingga 2 Juli 2021 mendatang. Sedangkan untuk jalur Afirmasi, perpindahan tugas orang tua/wali murid serta jalur prestasi akan mulai dibuka 24 - 28 Juni 2021 mendatang," ucap Puspita, saat dihubungi Kupastuntas.co, Senin (14/6/2021).

Ia juga mengatakan, untuk PPDB online tersebut rencananya akan dibuka mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB. Karena di tengah pandemi Covid-19, sekolah diwajibkan melaksanakan penerimaan dengan memenuhi protokol kesehatan.

"Panitia dan pendaftar wajib memakai masker dan tidak ada kerumunan waktu PPDB. Sekolah wajib mengatur pembatasan jarak pendaftaran. Apabila ada pendaftar yang kesulitan, anggota panitia sekolah diwajibkan membantu pendaftaran di rumah pendaftar," ungkapnya.

Plt. Kadisdikbud tersebut juga menerangkan secara rinci presentase PPDB beberapa kuotanya, diantaranya pada PPDB online jalur zonasi sebesar 50 persen dari jumlah kuota sekolah, jalur Afirmasi 15 persen, jalur perpindahan tugas orang tua 5 persen, dan jalur prestasi sebesar 30 persen.

Puspita juga mengaku siap untuk menghadapi Pembelajaran Tatap Muka pada tahun ajaran baru mendatang. Selain memang sudah dianjurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pendidik, juga harus sudah selesai divaksinasi.

Terkait sarana dan prasarana sekolah yang siap menerapkan tatap muka sudah sesuai dengan protokol kesehatan. menurutnya, perlu persetujuan wali murid lantaran tidak semua siswa juga masuk dalam pembelajaran luring.

"Memang dulu sempat digaungkan untuk tatap muka, namun belum juga terlaksana. Seperti wastafel dan alat pengukur suhu sudah ada. Maksimal ruangan juga sudah ditetapkan hanya 50 persen yang artinya sebanyak 18 anak yang masuk," terangnya.

"Namun, kembali lagi ke persetujuan. Kalau orang tua tidak mengijinkan, ya tetap melakukan pembelajaran secara Daring di rumah,"  tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : UNILA LUNCURKAN “CAMPUS GARDEN” UNTUK KONSERVASI TANAMAN DILINDUNGI