Hindari Abrasi, Warga Desa Sukorahayu Buat Pemecah Ombak Tradisional dari Bambu
Pemecah ombak dari bambu yang terpasang di Pantai kuala Penet, Labuhan Maringgai hasil swadaya warga Desa Sukorahayu. Foto: Agus/Kupastuntas.co
Lampung Timur, Kupastuntas.co - Guna menghindari abrasi, Sumari warga Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur membuat pemecah ombak secara tradisional yakni dengan menggunakan batang bambu.
Batang bambu didesain sedemikian rupa berjajar sepanjang bibir pantai Kuala Penet, Labuhan Maringgai, batang bambu tersebut berfungsi sebagai pemecah ombak, dengan tujuan agar glombang laut tidak mengikis pantai dan juga manfaat bambu bamu itu sebagai penyaring sampah.
"Panjang pantai yang kami beri penanggal ombak tradisional yaitu 1,8 kilometer, inisiatif ini kami lakukan bersama rekan rekan Desa Sukorahayu," kata Sumari.
Perlu diacungi jempol apa yang dilakukan Sumari bersama rekannya, sebab semua biaya dilakukan secara swadaya dan tenaga pemasangan break water tradisional tersebut dilakukan secara swadaya.
Harapan Sumari dengan adanya pagar pemecah ombak tersebut pantai tidak terkikis dan sampah sampah dari tengah laut yang terbawa ombak bisa tersaring oleh bambu bambu yang ada di sepanjang pantai.
"Pemecah ombak tradisional ini bisa berfungsi sebagai penyaring sampah agar tepi pantai tidak kotor dengan sampah sampah terutuma sampah jenis plastik," kata Sumari.
Secara ekonomis, Sumari berharap dalam jangka panjang bambu yang tertanam sebagai pemecah ombak bisa dijadikan persinggahan kerang hijau, dan bisa dijadikan sumber penghasilan.
"Kami juga sedang uji coba, dengan mmbuat sarang kerang hijau, jika berhasil maka bisa menjadi sumber pendapatan kami," tuturnya.
Sumari menjelaskan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bambu sebanyak Rp 14,7 juta dan sumber dana dikeluarkan secara pribadi tanpa ada campur tangan dari pemrintah, apa yang menjadi motiviasi Sumari, terkait dengan pembuatan pemecah ombak dengan biaya pribadi?.
"Saya hanya ingin menjaga pantai dari abrasi, dan menjaga tanaman magrove yang masih muda dari hantaman ombak secara langsung," ucapnya. (*)
Berita Lainnya
-
Nelayan Lansia Asal Lampung Timur Hilang di Laut, 4 Hari Pencarian Masih Nihil
Sabtu, 01 November 2025 -
HIPMI Lampung Timur Ungkap Dugaan Monopoli Proyek oleh Perusahaan Asal Luar Daerah
Sabtu, 01 November 2025 -
Polisi Sita Rp 60 Juta dari 3 Tersangka Kasus Korupsi Bendungan Marga Tiga Lamtim
Jumat, 31 Oktober 2025 -
Bupati Ela Siti Nuryamah Teken MoU dengan KemenP2MI, Komitmen Tingkatkan Layanan Migran
Kamis, 30 Oktober 2025









