• Rabu, 30 April 2025

Kuliner Lampung, Eksistensi Warung Soto Mbak Ninung Ditengah Pandemi

Selasa, 25 Mei 2021 - 15.01 WIB
560

Nurlaila Sari (42) alias Mbak Ninung. pemilik warung soto di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Ramai, begitulah yang terlintas dalam benak setiap pengunjung warung soto milik Nurlaila Sari (42) alias Mbak Ninung di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat. 

Soto legendaris itu tetap eksis meskipun dalam situasi pandemi Covid-19. Rasa enak dan porsi yang melimpah namun tetap murah itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmatnya.

Warung soto yang dibuka sejak tahun 1995 itu sangat hits di kalangan penikmat soto dan pecel di Kota Metro.

Sebegitu fenomenalnya, para calon pengunjung harus datang sebelum jam dua siang agar dapat menikmati seporsi soto Mbak Ninung.

Meski sempat terdampak pandemi Covid-19 pada tahun lalu, Ninung optimis jika sektor kuliner mampu bertahan dan berkembang. Bahkan, ia pun berencana membuka cabang. Namun ia masih bingung siapa yang akan memegang cabang itu.

"Anak pertama kedua sudah kerja semua, enggak ada yang mau usaha. Tinggal yang kecil ini masih sekolah. Bakatnya sih sudah keliatan, suka bantu di sini juga soalnya," ucap Ninung, saat ditemui kupastuntas.co, Selasa (25/5/2021).

Warung yang telah berdiri sejak 26 tahun silam tersebut tetap mempertahankan ciri khasnya, yaitu bangunan yang dihiasi geribik atau bilik bambu dan dinding papan sederhana. Warung itu beroperasi mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

"Ya paling lama habis jam 2 siang. Cuma rata-rata jam 12.00 atau 13.00 WIB sudah habis," kata Wanita yang akrab disapa Mbak Ninung tersebut).


Ia menceritakan, resep soto dan pecel buatannya merupakan warisan keluarga yang mulai dirintis kakek dan neneknya lalu diteruskan turun temurun oleh anak dan cucu.

"Dulunya punya Mbah, dikenalnya Soto Parmin di 21. Sekarang anak sama cucu terus buat. Jadi ada beberapa. Namanya beda-beda, tapi resepnya sama semua. Kalau saya Soto Mbak Ninung," kisahnya.

Ibu tiga anak itu mengungkapkan, setiap hari warung sotonya tersebut dapat menghabiskan 15 kilogram ayam atau setara dengan 200 porsi soto. Ia rata-rata memperoleh omset sebanyak Rp2 Juta per hari.

"Ini usaha keluarga. Cuma kita minta tolong tetangga bantu-bantu. Harga satu porsi Rp7.000 plus nasi, kalau gorengan 2.000 dapat tiga," imbuhnya.

Wanita tersebut juga mengaku sengaja memberi harga murah meriah, meski warungnya sudah ramai pelanggan. 

"Untuk harga kita memang cari untung dikit, yang penting jalan terus. Makanya siang sudah habis. Nah, kalau bangunannya ya memang gini, gak mau dirubah, termasuk cat warna biru ini ya dari awal begini," pungkasnya.

Seorang pengunjung mengaku menjadi pelanggan tetap soto Mbak Ninung lantaran rasanya yang nikmat dan harganya tetap bersahabat.

"Saya kalau makan soto pasti kesini terus. Disini enak, murah dan mengenyangkan karena porsinya pas. Disini rekomendet bagi penikmat soto," kata Aldo Tirta (28), warga Kelurahan Imopuro, Metro Pusat.

Hal senada dikatakan Bastian. Warga Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur tersebut justru kerap datang ke Yosomulyo untuk sekedar menikmati soto Mbak Ninung bersama rekan-rekannya.

"Kita biasa kumpul disini jam-jam 11.00 WIB. Kita ramai-ramai biasanya makan soto atau pecel disini," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : CEO KUPAS TUNTAS : HARUS MAMPU BERADAPTASI AGAR BISA HIDUP!