Ribuan Penumpang Antre Rapid Antigen di Pelabuhan Bakauheni, Dikhawatirkan Timbul Klaster Covid-19
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Ribuan calon penumpang kapal memadati dua lokasi tes Rapid Antigen yang berada di areal Pelabuhan Bakauheni. Hal itu dikhawatirkan menimbulkan klaster Covid-19, Selasa (18/05/2021).
Dua lokasi tes rapid antigen yang digunakan sebagai syarat perjalanan itu berada di areal loket penumpang dan sebelum Seaport Interdiction (SI) Pelabuhan Bakauheni.
Di areal loket, para penumpang dilayani oleh klinik swasta Bumame Farmasi yang mematok harga Rp79.000. Sementara di sebelum SI Pelabuhan Bakauheni, para penumpang dilayani gratis oleh petugas gabungan Dinas Kesehatan dan juga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Panjang Wilayah kerja Bakauheni.
Pantauan di dua lokasi tersebut, ribuan calon penumpang itu sudah tidak lagi memperdulikan protokol kesehatan ketika mengantre untuk melakukan rapid antigen.
Banyaknya orang yang akan dirapid antigen pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada, sehingga ratusan penumpang itu harus menunggu berjam-jam hingga hasil tes keluar.
Akibat kondisi tersebut, banyak penumpang yang khawatir akan kesehatannya dan merasa kecewa karena terlalu lama menunggu hingga kelelahan.
Beberapa pihak terkait mulai dari PT ASDP, Kepolisian, TNI, Dinas Kesehatan, Dishub, dan Satpol PP pun terlihat kewalahan untuk mencegah terjadinya kerumunan yang dikhawatirkan dapat menimbulkan kluster baru penyebaran Covid-19 di Pelabuhan Bakauheni itu.
Berbagai cara dilakukan petugas untuk mengurai kondisi tersebut, seperti memberikan kursi yang dapat digunakan penumpang untuk menunggu, mengingatkan penumpang untuk menjaga jarak dengan pengeras suara dan juga membatasi penumpang yang akan melakukan rapid antigen.
Namun sayangnya, upaya yang dilakukan petugas pun tidak dihiraukan penumpang yang juga ingin segera melakukan penyeberangan ke Pulau Jawa.
Diarti, salah seorang calon penumpang kapal mengatakan, dirinya menunggu proses rapid antigen tersebut sejak pukul 07.00 WIB dan sampai pukul 13.30 WIB. Dirinya masih harus menunggu hasil dari Rapid Antigen tersebut.
"Saya dari Tanjung Sari mau ke Bandung, Takutlah ini rame gini terus lama. Tapi ya mau gimana juga sudah perjalanan jauh," katanya.
Dia mengungkapkan, tidak mengetahui sama sekali tentang adanya rapid antigen gratis yang disediakan pemerintah di areal pelabuhan, sehingga dia harus membayar Rp79.000 untuk melakukan rapid antigen diklinik swasta Bumame Farmasi.
"Belum tau kalau ada yang gratis. Kalau tahu ada yang gratis, ya saya pilih yang gratis itu. Kan sama-sama juga nunggu lama," lanjutnya.
Hal serupa diungkapkan Reza, seorang penumpang asal Bandar Lampung. Dia mengaku sangat khawatir terpapar Covid-19 ketika melakukan antrian untuk melakukan dan menunggu hasil rapid antigen di Pelabuhan Bakauheni.
"Ngeri lah ini mas, kita dari rumah sehat. Mudah-mudahan kita nanti sampai Jakarta juga sehat, enggak terpapar di jalan," katanya.
Dede, seorang calon penumpang dengan tujuan Tanjung Priuk pun terlihat emosi karena harus menunggu berjam-jam untuk melakukan rapid antigen, padahal dia sudah membayar Rp79.000.
"Dari jam 7 ini sudah beberapa jam, mau beli tiket ya harus ini itu dulu. Ada tulisan disitu setengah jam tapi ini sampai sekarang belum selesai," tegasnya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut pun membuat dirinya sudah tidak takut lagi terpapar Covid-19, terlebih tujuannya ke Pulau Jawa merupakan untuk bekerja.
"Ya mau gimana lagi, sudah enggak takut lagi lah karena terlalu banyak orang gini," jelasnya.
Sementara, Kepala KKP Kelas II Panjang Wilayah kerja Bakauheni, Suwoyo mengatakan, pada hari ini pihaknya bersama Dinas Kesehatan telah melakukan Rapid Antigen kepada ribuan penumpang yang akan menyeberang ke Pulau Jawa.
"Yang jelas sudah ribuan ini yang kita rapid dan itu belum berikut yang di Rapid Antigen oleh Bumame Farmasi. Datanya juga belum direkap sampai sekarang, karena kita juga masih sibuk ngurai yang disini," jelasnya. (*)
Video KUPAS TV : MENTERI PERHUBUNGAN TINJAU PENYEKATAN ARUS BALIK DI BAKAUHENI!
Berita Lainnya
-
Ratusan Hektare Sawah di Candipuro Lamsel Terancam Puso Akibat Terendam Banjir
Minggu, 19 Januari 2025 -
Tanggul Way Katibung Jebol, 81 Warga Candipuro Lampung Selatan Diungsikan
Sabtu, 18 Januari 2025 -
Banjir Landa Way Galih Lamsel, Tanaman Padi dan Singkong Warga Ikut Terendam
Sabtu, 18 Januari 2025 -
Sungai Meluap, 10 Rumah di Way Galih Lampung Selatan Terendam Banjir
Sabtu, 18 Januari 2025