• Minggu, 17 November 2024

Mudik Dilarang, Ketua Astindo: Tak Ada Pemasukan, Karyawan Menuntut THR

Kamis, 29 April 2021 - 15.40 WIB
107

Adi Susanto, usai melakukan Hearing di Komisi V DPRD Lampung, Kamis (29/4/2021). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Provinsi Lampung, Adi Susanto mengatakan, dengan adanya larangan mudik oleh pemerintah, maka tentu berdampak pula pada Travel Agent sehingga pemasukan tidak ada.

Biasanya lanjut dia, jika dalam kondisi normal pihaknya membawa jutaan penumpang ke Lampung pada saat mudik. Dengan banyaknya orang yang pulang kampung terswbut maka otomatis ada perputaran uang.

"Biasanya omset dalam satu Travel itu bisa mencapai hai 5 sampai 10 juta dalam kurun waktu saat lebaran ini, tapi sekarang ini kita zero tidak mendapatkan pemasukan. Jadi apa yang harus kita bayarkan kepada karyawan, sementara karyawan menuntut kita harus ada THR," ujar Adi Susanto, usai melakukan hearing di Komisi V DPRD Lampung, Kamis (29/4/2021).

Selain harus membayar karyawan pihaknya juga harus membayar pajak, membayar kantor yang memang listrik dan segala macam.

"Kami ini wajib pajak dan taat pajak, ketika mau membayar apa yang harus kita bayarkan kalau pemasukanpun kita tidak ada," timpalnya.

Untuk itu Ia minta pada pemerintah, untuk juga perhatikan pihaknya yang bergerak dibidang travel agent dan pelaku-pelaku wisata. 

"Karena kami juga punya tanggung jawab besar terhadap wisata yang ada di Lampung, yang selalu mendatangkan wisatawan ke Lampung," lanjutnya.

Lanjutnya, larangan mudik menjadi sebuah aturan pemerintah dalam memberikan larangan dalam berbagai kegiatan. Tapi di travel agent Indonesia pihaknya merasa selama ini sudah banyak melakukan terutama pada saat membawa wisatawan ke Lampung itu harus menerapkan protokol kesehatan.

"Menggunakan masker dan kita juga siapkan hand sanitizer menjaga jarak dalam membawa wisatawan. Ketika mudik dilarang artinya rezeki tahunan kami hilang," tuturnya.

Karena dampak dari tidak beroperasinya travel agent tentu juga dirasakan oleh Pariwisata, Hotel dan UMKM.

"Siapa orang yang mau menginap di hotel kalau tidak ada mudik, siapa yang akan berwisata, siapa yang akan membelanjakan uangnya ke UMKM. Karena salah satu dampak terbesar adalah UMKM," jelasnya.

Pada tahun 2018 Lampung wisatanya di hantam sunami setelah itu tsunami diajar dengan tiket pesawat mahal jadi menjadi sepi. Belum bangkit, dan sekarang diajar dengan pandemi Covid-19 itu makin terpuruk 90 persen semua travel agent itu tutup.

Sementara selama ini pihaknya maupun karyawannya tidak pernah diberikan stimulus atau bantuan termasuk pada bidang pariwisata. Sedangkan di sektor lain itu mendapatkan bantuan.

"Padahal kamil ini adalah orang yang mendatangkan wisatawan ke Lampung maka dampaknya luar biasa atas larangan mudik ini. Dan kita juga patuhi apa yang pemerintah inginkan dan kita juga paham penyebaran virus corona ini, maka kita terapkan Prokes dengan ketat," tandasnya. (*)


Video KUPAS TV : PROVINSI LAMPUNG AKAN BANGUN 5 BUMN BARU, APAKAH TEPAT? (BAGIAN 2)

https://www.youtube.com/watch?v=dxHK6RKSFRk

<div class="embed-responsive embed-responsive-16by9"><iframe class="embed-responsive-item"src="//www.youtube.com/embed/dxHK6RKSFRk?rel=0&amp;autoplay=1"frameborder="0"allowfullscreen=""></iframe></div>