Triwulan I 2021, Nilai Ekspor Komoditas Pertanian Lampung Meningkat 37 Persen
Bandar Lampung, Kupastuntas.co - Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung mencatat berdasarkan data Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) pada caturwulan pertama tahun 2021 Lampung berhasil mengekspor komoditas pertanian sebanyak 540,62 ribu ton dengan nilai sebesar Rp 4.063 triliun dan menerbitkan sertifikat kesehatan komoditas pertanian sebanyak 3.005 buah.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung, Muh. Jumadh mengatakan, jumlah tersebut mengalami peningkatan 37 persen dibandingkan caturwulan I tahun 2020 yang berhasil mengekspor sebanyak 393,54 ribu ton dengan nilai Rp 2,474 triliun dan menerbitkan sertifikat kesehatan sebanyak 2.379 buah.
“Ekspor komoditas pertanian asal Lampung mengalami peningkatan di caturwulan pertama tahun 2021. Hal ini patut disyukuri karena produk pertanian Lampung masih menjadi primadona dan diminati oleh pasar internasional," ujarnya saat memberikan keterangan, Rabu (28/4/2021).
Menurutnya, beberapa komoditas perkebunan yang menunjukkan kontribusi besar di tingkat ekspor seperti kopi, lada, cengkeh, serabut kelapa, santan kepala hingga minyak kepala sawit.
"Untuk komoditas kopi dan lada setidaknya terdapat sepuluh negara yang menjadi pelanggan ekspor seperti Malaysia, Rusia, India, Georgia, Italia, Marocco, Singapura, Canada, India hingga Hongkong," kata Jumadh.
Ia melanjutkan, untuk terus mendukung gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian yang digagas oleh Menteri Pertanian pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong ekspor produk pertanian, karena masih banyak hasil pertanian asal Lampung yang berpotensi ekspor.
"Kami secara intens melakukan bimbingan teknis, sanitari dan fitosanitari sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan percepatan layanan karantina supaya komoditas ekspor mampu bersaing di negara tujuan," tuturnya.
Ia menuturkan masih terdapat beberapa komoditas pertanian Lampung yang belum dapat diekspor secara langsung dari Lampung, melainkan melalui daerah lain seperti manggis dan sarang burung wallet. Kendalanya karena Lampung sendiri belum memiliki fasilitas rumah kemas (packing house) sebagai tempat pengolahan.
"Kedepan kami akan mendorong supaya semua komoditas pertanian asal Lampung bisa diekspor langsung dari daerah asalnya. Dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan petaninya," ujar Jumadh.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan, meningkatnya ekspor komoditas pertanian Lampung agar mampu bersaing di pasar global merupakan prestasi yang harus dipertahankan. Mengingat masing-masing negara tujuan memiliki persyaratan teknis yang ketat.
Ali Jamil mengungkapkan selaku otoritas karantina pertanian pihaknya akan terus memacu ekspor pertanian dengan melakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana diantaranya fasilitas rumah kemas untuk manggis dan sarang burung walet.
“Dukungan pemerintah daerah yang baik, serta kerja sama petani dan juga pelaku usaha yang sinergis akan dapat meningkatkan volume dan pasar ekspor yang terus berkelanjutan. Semoga dalam waktu dekat dapat kita realisasikan bersama ekspor langsung dari Lampung," pungkas Jamil. (*)
Berita Lainnya
-
Kepergok Gasak Uang Nasabah Bank, Warga Sumsel Nyaris Babak Belur Dihakimi Massa
Sabtu, 16 November 2024 -
Empat Profil Talenta Masa Depan, Paparan Dina Sartika di Seminar Universitas Teknokrat Indonesia
Sabtu, 16 November 2024 -
Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan
Sabtu, 16 November 2024 -
Porsadin VI Nasional Resmi Dibuka, Menko Pangan Motivasi Santri untuk Berprestasi
Jumat, 15 November 2024