• Kamis, 06 Februari 2025

Datangi PWI, Warga Metro Adukan Layanan Angkut Sampah

Senin, 19 April 2021 - 13.05 WIB
144

Warga pedagang kelapa muda di Jl. Sukarno-Hatta Kel. Mulyojati, Kec. Metro Barat saat melaporkan keluhannya ke Kantor PWI Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

METRO, Kupastuntas.co - Lantaran keluhannya tak kunjung ditindaklanjuti petugas pemungut sampah, sejumlah warga Mulyojati, Metro Barat yang menjual kelapa muda atau dugan di sepanjang Jalan Sukarno-Hatta Kota Metro, mendatangi kantor PWI Kota setempat, Senin (19/4/2021).

Kedatangan mereka guna menyampaikan keluhannya ke Layanan Aspirasi Masyarakat (LAM) PWI Kota Metro. Keluhan itu disampaikan Supriyanto (23), warga Mulyojati yang sehari-hari berjualan kelapa muda atau dugan.

"Kami datang kesini untuk mengadukan soal pelayanan angkut sampah. Kami kesini karena melihat berita-berita dan dari Medsos kalau warga bisa menyampaikan keluhannya terkait pelayanan pemerintahan ke Layanan Aspirasi Masyarakat (LAM) PWI Kota Metro. kami sudah mengadukan permasalahan sampah yang tidak pernah diangkut selama tiga bulan terakhir tapi tidak pernah ditindaklanjuti," kata dia kepada pengurus PWI Metro .

Supriyanto yang datang bersama rekan pemilik lapak Dugan lainnya itu mengaku, pihaknya telah menyampaikan keluhan kepda petugas pemungut sampah namun tidak pernah ditindaklanjuti.

"Sampah dagangan saya itu tidak pernah diambil-ambil sejak tiga bulan lalu, padahal sebelum itu diambil terus. Kalau alasan petugas sampahnya itu karena untuk nanganin sampah milik masyarakat juga sudah keteteran makannya sampah saya di depan kios pinggir jalan itu tidak diambil lagi. Padahal sampah kita itu tidak banyak hanya dua sampai tiga karung sekali angkut," ujarnya.

Ia yang mengaku telah tiga tahun menggeluti profesinya sebagai pedagang kelapa muda itu diminta uang retribusi sampah sebesar Rp 60 Ribu perbulan. Meski telah membayar, ia belum pernah sama sekali diberikan bukti pembayaran.

"Kita sudah tiga tahun dagang, dan selalu ditarik retribusi tanpa dikasih bukti pembayaran retribusi sampah. Dan tiga bulan ini sampah kita tidak diangkut jadi kita tidak bayar. Saya dimintain tarif Rp 60 Ribu perbulan, tapi saya selalu kasih lebih, minimal Rp 80 Ribu perbulan. Padahal mereka selalu lewat dua hari sekali, dan sering kita lihat itu jarang penuh tapi punya kita tidak juga diangkut," keluhannya.

Ia dan sejumlah pedagang kelapa muda berharap keluhannya ke PWI Metro segera ditindaklanjuti ke Pemkot setempat. Mereka berharap, sampah dagangan mereka kembali diangkut oleh petugas sampah.

"Di sepanjang jalan Soekarno-Hatta itu ada 5 penjual dugan, dan empat lapak sampahnya tidak diangkut sama petugas. Kalau yang satu lapak itu, sampahnya diangkut sama pengangkut sampah swasta. Harapannya sih sampah itu diangkut juga, karena saya kan ingin menjadi masyarakat yang tertib dan saya selalu bayar kewajiban sampah. Karena kalau tidak diambil-ambil saya bingung harus buang sampahnya kemana," harapnya.

Menanggapi keluhan itu, Ketua PWI Kota Metro Rino Panduwinata menyampaikan ras terimakasihnya atas kepercayaan masyarakat terhadap PWI. Pihaknya berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan tersebut ke dinas terkait.

"Terimakasih atas kepercayaan masyarakat terhadap PWI, yang mengadukan persoalan yang ia alami terkait pelayanan pemerintah ke Layanan Aspirasi Masyarakat PWI Metro. Terkait warga yang datang mengadukan persoalan sampah yang tidak kunjung diangkut, akan kami tindaklanjut kepada dinas terkait. Sehingga persoalan yang dihadapi masyarakat bisa menemukan solusinya," kata Rino.

PWI juga mendorong Pemkot Metro melakukan evaluasi serta transparan dalam melakukan penarikan dan pengelolaan retribusi sampah.

"Tentunya ini menjadi PR pemerintah kota Metro untuk menampung setiap keluhan masyarakat khususnya soal pelayanan. Pemkot juga harus profesional dan terbuka dalam mengelola anggaran retribusi sampah. Jangan sampai masyarakat yang telah membayar tidak mendapatkan bukti pembayarannya. Yang pasti PWI berjanji akan menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat kota metro terkait pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah," tandasnya.  (*)

Video KUPAS TV : MENAHAN HAWA NAFSU DI BULAN RAMADHAN

Editor :