Pemprov Lampung Bentuk Peta Indeks Resiko Antisipasi Bencana Sejak Dini
Bandar Lampung, Kupastuntas.co - Pemerintah Provinsi Lampung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung membentuk peta indeks resiko daerah yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi sebagai bentuk antisipasi sejak dini.
"Kami di Provinsi Lampung sudah melakukan kajian berupa peta indeks resiko atau daerah yang memiliki potensi ditambah kerentanan dibagi dengan kapasitas sebagai bentuk antisipasi bencana sejak dini," kata Sekretaris BPBD Lampung, Indra Utama saat dimintai keterangan di lingkungan kantor Gubernur Lampung (15/4/2021).
Indra melanjutkan, peta indeks resiko tersebut dilihat dari potensi suatu daerah terhadap bencana alam kemudian jumlah penduduk yang rentan terdampak bencana serta kemampuan daerah dalam melakukan penanganan mulai dari sebelum kejadian, saat kejadian dan pasca kejadian.
"Daerah juga ada yang melakukan hal sama seperti Pringsewu dan Tanggamus sudah membuat. Bahkan hingga tingkat terendah yaitu Desa. Kita coba memasukkan titik yang rutin mengalami kejadian bencana alam. Peta kajian resiko bencana juga dijadikan dasar melakukan mitigasi bencana," jelas Indra.
Menurutnya, selama tahun 2021 saja telah terjadi lebih dari 50 kali bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah Lampung seperti Tanggamus dan Pesisir Barat.
"Untuk puting beliung mulai dari Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Tanggamus dan Metro. Namun skalanya masih bisa ditangani oleh daerah. Banjir dan longsor terutama di perbatasan Pesisir Barat dengan Bengkulu dan Tanggamus juga dalam hitungan jam bisa ditangani," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi mengatakan jika pihaknya telah mendistribusikan buffer stock kepada Kabupaten/Kota sebagai langkah memperpendek rentan kendali pengendalian bencana alam.
"Buffer stock sudah didistribusikan ke daerah dalam rangka memperpendek rentang kendali dan bisa langsung didistribusikan jika ada bencana alam. 60 persen sudah kami distribusikan dan 40 persen lagi ada di gudang Dinas Sosial," ujarnya.
Aswarodi menuturkan buffer stok yang dikirim oleh Kementerian Sosial tersebut seperti makanan siap saji, alat masak, alat makan anak, tempat tidur, dan semua kebutuhan yang sifatnya darurat dan dibutuhkan oleh korban bencana.
"Pendistribusian buffer stok dipertimbangkan daerah yang rawan jadi seperti Lampung Selatan dan Lampung Timur lebih besar jika dibandingkan Metro yang agak kurang. Kabupaten/Kota yang habis bisa minta ke kami nanti akan meminta tambahan ke Kementerian," paparnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari BNPB Indeks resiko bencana Indonesia beberapa daerah di Lampung yang memiliki potensi terjadi bencana alam dengan resiko tinggi Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tulang Bawang.
Sementara daerah dengan potensi bencana alam sedang ialah Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Mesuji, Tulangbawang Barat dan Metro. (*)
Video KUPAS TV : MALING GASAK MOTOR KARYAWAN DARI PARKIRAN, GAGAL TERTANGKAP
Berita Lainnya
-
Menyamakan Persepsi dan Mewujudkan Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Relevan dan Interaktif, Oleh Risky Robbyyansah
Senin, 18 November 2024 -
Dishub Bandar Lampung Ajukan Rp 600 Juta untuk Perbaikan Marka Jalan di 2025
Senin, 18 November 2024 -
Pemprov Lampung Pastikan Buffer Stok Aman Untuk Hadapi Bencana Alam
Senin, 18 November 2024 -
Sukses! Collaboration Concert Hardman Music Course Digelar dengan Pasokan Listrik PLN yang Andal
Senin, 18 November 2024