Rektor Unila: Pendekatan Budaya Dapat Tekan Radikalisme

Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Karomani. Foto: Doc/Kupastuntas.co
Bandar Lampung, Kupastuntas.co - Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Karomani, meyakini bahwasanya radikalisme di lingkungan kampus maupun di tengah masyarakat dapat ditekan lewat kebudayaan lokal itu sendiri.
Ia juga menjelaskan komitmen terhadap kebudayaan lokal, dengan pihaknya menggagas berdirinya rumah adat sai batin dan pepadun di Unila. Selain itu Unila juga sudah memiliki Prodi Bahasa Lampung.
"Kenapa rektor memperhatikan urusan budaya?, Karena saya yakin nilai-nilai budaya itu bisa menekan radikalisme," ujar Karomani, saat dimintai keterangan, Jumat (2/4/2021).
Lanjutnya, jika Lampung ini orang punya komitmen dengan budaya Lampung, maka tidak ada itu terorisme, maupun radikalisme.
"Kenapa saya katakan seperti itu. Karena Piil Pesenggiri, salah satu contohnya Sakai Sambayan itu, kita saling membantu sesama kalau ada kesulitan saudara, tetangga kita saling membantu. Nemui Nyimah saling toleransi satu sama lain ramah dan seterusnya. Itu kan nilai-nilai yang ada di budaya Lampung," paparnya.
Ia menilai teroris itu muncul dan terjadi lantaran tidak bersatu dengan masyarakat sekitar, yang biasanya mereka datang ke suatu wilayah dengan memisahkan diri dari komunitas.
"Jadi kita tidak kenal siapa dia, boro-boro berbaur dengan masyarakat. Untuk itu saya kira, nilai kebudayaan ini mesti kita munculkan karena ada nilai-nilai yang bisa menekan radikalisme. dengan pendekatan budaya radikalisme insyaallah akan berkurang," kata Dia.
Menurutnya, berbeda jika pendekatan dengan keamanan, tidak cukup dengan pendekatan itu. Jadi harus ada dengan pendekatan budaya.
"Kalau sudah kenal budayanya pasti lebih gampang diterima di wilayah itu. Karena itu nilai budaya perlu kita angkat untuk menekan radikalisme. Oleh karenanya pendekatan budaya itu penting selain pendekatan keamanan," timpalnya.
Ia menambahkan, faktor ekonomi tidak tentu mempengaruhi tindakan radikal, justru ideologi sangat mempengaruhi. Jadi bukan karena faktor kemiskinan, teroris itu muncul karena faktor pengaruh ideologi terhadap dirinya sendiri.
"Yang terpenting ideologinya, karena bangsa ini sudah final memiliki ideologi pancasila dan bangsa ini menjadi taruhan kita semua di panggung global. Kita berbeda latar belakang agama, budaya tetapi kita bisa bersatu, itu kan keren," tandasnya. (*)
Video KUPAS TV : TOBAT! NAPI TERORIS LAPAS KOTA METRO MENYATAKAN IKRAR SETIA PADA PANCASILA DAN NKRI
Berita Lainnya
-
Masjid Raya Al-Bakrie Jadi Wisata Religi, Pemprov Lampung Siagakan Satpol PP Jaga Keamanan
Senin, 15 September 2025 -
Belasan Truk Pengangkut Ratusan Ton Gabah Dipaksa Putar Balik di Pelabuhan Bakauheni
Senin, 15 September 2025 -
KPU Rahasiakan 16 Dokumen Persyaratan Capres-Cawapres 2029
Senin, 15 September 2025 -
Inspektorat Lampung Segera Gelar Sidang Disiplin Kasus Pungli dr. Billy Rosan
Senin, 15 September 2025