Indeks Pemberdayaan Gender di Bandar Lampung Meningkat

Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung, Khaidarmansyah, saat dimintai keterangan, Rabu (17/3/2021). Rohmah/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Keikutsertaan Bandar Lampung dalam Anugerah Parahita Ekapraya bukan hanya semata-mata. Tiap tahun Indeks Pemberdayaan Gender di Bandar Lampung naik.
Kepala Bappeda Kota Bandar Lampung, Khaidarmansyah mengatakan, di tahun 2017 Indeks Pemberdayaan Gender 62,11 persen, tahun 2018 naik jadi 62,39 persen, dan terakhir tahun 2019 yaitu sebesar 71,54 persen.
"Indeks pemberdayaan gender di Bandar Lampung menunjukkan peningkatan yang cukup fluktuatif. Dari tahun 2016 dengan persentase 93,94 persen, sempat terjadi penurunan di tahun 2017 menjadi 93,54 persen lalu terus naik di tahun berikutnya, dan di tahun 2019 itu 93,96 persen. Ini data BPS semua ya," kata Khaidarmansyah, saat dimintai keterangan, Rabu (17/3/2021).
Ia menjelaskan bahwa terjadinya fluktuasi pada persentase indeks gender ini bisa jadi dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk.
"Kalau pertumbuhan penduduk ini kan ada dua sebab, ada pendatang yang dari ke luar kota ke Bandar Lampung. Sampai sini mungkin belum terdata di data indeksnya," ungkapnya.
Baca juga : Pemkot Dukung Pembangunan Berlandaskan Pengarusutamaan Gender
Kemudian mengenai perbandingan pegawai Pemerintah Kota Bandar Lampung sendiri menurutnya berbeda-beda, tergantung pada organisasi perangkat daerahnya (OPD).
"Kalau di Bappeda lebih banyak perempuannya, di dinas tenaga kerja banyak laki-lakinya, kalau di dinas kesehatan banyak perempuan karena perawat dan bidan itu banyak perempuan," lanjutnya.
Lalu secara umum, Khaidarmansyah mengatakan bahwa komposisi masyarakat Bandar Lampung menurut jenis kelamin yaitu 100 perempuan berbanding 103 laki-laki.
"Kalau secara umum, menurut sensus penduduk tahun 2020 itu kita 100:103. Di dalam 100 orang perempuan ada 103 orang laki-laki. Masih banyak laki-laki," ungkapnya.
Ia berharap pengarusutamaan gender dalam Kota Bandar Lampung dapat terus dilakukan sampai pada tingkat masyarakat, khususnya dalam rumah tangga.
"Kerelaan seorang suami kalau misal istrinya berkarir, itu mungkin juga menjadi tantangan. Sekarang bagaimana kita menyadarkan kaum laki-laki kalau perempuan juga mempunyai hak. Kita juga kan punya dinas pemberdayaan perempuan. Nah dinas ini lah yang punya program untuk sosialisasi, edukasi, kemudian promosi," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : SAH! DESA PAKUAN AJI LAMPUNG TIMUR RESMI JADI ‘DESA TANGGUH’
Berita Lainnya
-
Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Pasang Lampu Tenaga Surya untuk Nelayan Katibung
Jumat, 11 Juli 2025 -
Wiyadi Ajak Warga Kemiling Teguhkan Pancasila di Tengah Derasnya Arus Globalisasi
Kamis, 10 Juli 2025 -
17 Desa di Lampung Masuk Kategori Sangat Tertinggal
Kamis, 10 Juli 2025 -
Tarif Impor AS 32 Persen Ancam Ekspor RI, Kadin Lampung: Saatnya Indonesia Ambil Alih Rantai Pasok Dunia
Kamis, 10 Juli 2025