• Jumat, 20 September 2024

DLH Metro Akan Datangi Pabrik Diduga Pencemar Lingkungan

Selasa, 23 Februari 2021 - 12.55 WIB
118

Kondisi air yang menghitam di saluran drainase menuju sungai, diduga akibat limbah pabrik tahu. Foto: Arby/Kupastuntas.co

METRO, Kupastuntas.co - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro akan mendatangi pabrik yang diduga membuang limbah produksi dan mencemari lingkungan.

Hal itu ditegaskan Kabid Bina Lingkungan DLH Kota Metro, Ansori menanggapi keluhan masyarakat di RT 27 RW 06 Mulyojati, Metro Barat soal keberadaan pabrik tahu yang diduga mengalirkan limbah produksinya ke drainase lingkungan warga.

"Sudah dua kali kami berikan penyuluhan dan pembinaan terkait pengelolaan limbahnya. Kami imbau juga untuk melengkapi perizinan penggunaan air bawah tanah. Perizinan usahanya juga masih dalam proses dan besok kami tinjau lagi. Apakah sudah ada perbaikan atau belum," tegasnya, Selasa (23/2/2021).

Sementara, dari pantauan kupastuntas.co terlihat limbah produksi dialirkan ke drainase menuju sungai dan menimbulkan bau tak sedap serta mengganggu kenyamanan warga.

Tak hanya itu, dari keterangan warga yang enggan disebutkan identitasnya juga menyampaikan bahwa proses pembakaran olahan tahu kerap menggunakan ban bekas sehingga disinyalir menyebabkan polusi udara.

Ketika dikonfirmasi, Suroto, seorang mandor pabrik tahu membenarkan hal tersebut. Pihaknya mengaku terpaksa menggunakan ban bekas saat pembakaran hanya untuk menghidupkan api. Sementara untuk limbah bekas olahan tahu, memang sejak lama dialirkan melalui drainase.

"Kalau kami kesulitan membakarnya saja, baru pake ban bekas. Kalau limbah cair, ya lewat ke drainase ini dan mengalir ke sungai. Dari Dinas Lingkungan Hidup jugacpernah ada penyuluhan dengan menyarankan untuk memasang batu sebagai penyaring limbah untuk sementara. Pernah juga disarankan oleh dinas untuk memperbaiki pengelolaan limbah cair, agar tidak mencemari lingkungan," ucapnya saat dikonfirmasi, Senin (22/2/2021) kemarin.

Diketahui, berdasarkan pengakuan Suroto, pabrik tahu tersebut hanya mengolah bahan baku kedelai satu kwintal setiap produksi. (*)

Video KUPAS TV : ALAT PEMBAKAR LIMBAH DI LAMPUNG TAK BEROPERASI, ANGGARAN 4,8 MILIAR MUBAZIR (BAGIAN 5 – HABIS)

Editor :