• Rabu, 14 Mei 2025

Tahun 2021, OJK Optimis Industri Jasa Keuangan di Lampung Membaik

Rabu, 17 Februari 2021 - 17.45 WIB
139

Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto dalam paparan kinerja industri jasa keuangan di Lampung, Rabu (17/2/2021). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung optimis pemulihan ekonomi saat ini sudah berjalan dengan baik dan peningkatan kinerja dari industri jasa keuangan perlu terus didorong.

Kepala OJK Lampung, Bambang Hermanto mengatakan, pandemi Covid-19 tentu membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dan pasar keuangan global, namun OJK memperkirakan akan terus membaik pada tahun 2021 ini.

"Tahun 2021, perekonomian nasional maupun daerah diperkirakan terus membaik melalui kemajuan penanganan Covid-19 dengan vaksinasi, pemulihan ekonomi global, serta dukungan kebijakan strategis dari pemerintah, OJK dan otoritas terkait lainnya melalui kebijakan yang ditetapkan." kata Bambang, Rabu (17/2/2021).

Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK seperti kebijakan forward looking dan countercyclical policies untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, mengurangi volatilitas pasar dan memberi ruang bagi rektor riil untuk bertahan. 

Dampak positif kebijakan-kebijakan nasional tersebut juga berimbas untuk Provinsi Lampung. Salah satunya, pertumbuhan kredit pada sektor Perbankan. Pertumbuhan kredit sektor Perbankan di Lampung didorong oleh pertumbuhan kredit di sektor Konsumtif, sektor Pertanian, sektor Perantara Keuangan, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

"Hampir 53 persen dari total kredit disalurkan kepada Sektor Konsumtif dan Pertanian. Ini juga turut berperan menjaga pertumbuhan positif meskipun melambat,” ujar Bambang, dalam paparan kinerja industri jasa keuangan di Lampung.

Di sisi lain, dampak Covid 19 cukup memberikan tekanan pada kinerja sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) nasional maupun daerah. Penyaluran pembiayaan di Lampung pada Triwulan IV -2020 terkontraksi sebesar Rp1,31 triliun atau -14,52 persen (yoy), dengan pembiayaan multiguna menurun sebesar Rp780,74 miliar dan pembiayaan investasi menurun sebesar Rp491,84 miliar. 

Di tengah tekanan tersebut, industri perusahaan pembiayaan juga telah turut meringankan beban nasabah nya yang mayoritas individu dan UMKM, melalui pelaksanaan program relaksasi pembiayaan.

"Selama tahun 2020, program itu telah direstrukturisasi sebanyak 102.787 kontrak pembiayaan dengan total outstanding pokok sebesar Rp3,90 triliun," lanjutnya. 

Sementara di industri Asuransi, data terupdate posisi September 2020 secara agregat, pendapatan premi menunjukkan kontraksi jika dibandingkan secara tahunan, yakni menurun sebesar 16,52 persen (yoy) menjadi Rp1.147,12 miliar.

Kemudian, perusahaan Modal Ventura secara yoy, total aset dan ekuitas pada triwulan IV 2020 juga mengalami penurunan masing-masing -10,64 persen dan -3,36 persen. Hal ini tidak terlepas dari kondisi perekenomian yang belum sepenuhnya membaik.

Selanjutnya pada sektor pasar modal, posisi Desember 2020 menunjukkan rata-rata nilai transaksi efek di Provinsi Lampung mencapai Rp1.161,07 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 39,70 persen (yoy) dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp831,11 miliar.

Kemudian jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan Single Investor Identification (SID) hingga Desember 2020 adalah 66.659 investor atau meningkat sebesar 109,16 persen dibandingkan posisi Desember 2019 sebanyak 31.870 investor.

Sedangkan persentase porsi jumlah investor di Provinsi Lampung dibandingkan dengan jumlah investor nasional yaitu sebesar 1,75 persen. Dimana hingga Desember 2020, jumlah investor secara nasional berdasarkan SID mencapai 3.813.131 investor. (*)


Video KUPAS TV : SAH! 8 SEKDA SE-LAMPUNG GANTIKAN POSISI BUPATI DAN WALIKOTA