• Sabtu, 27 Juli 2024

Mencemaskan, Limbah Medis Covid-19 Bercampur dengan Sampah Domestik di TPS Metro

Kamis, 04 Februari 2021 - 14.02 WIB
147

Aktivitas pemulung di Tempat Pembangunan Sampah (TPS) Jalan Letjend Suprapto, tepatnya samping Pasar Margorejo, Metro Selatan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Petugas kebersihan dan pemulung di lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terancam terinfeksi Covid-19. Bukan tanpa alasan, limbah medis pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah diduga dibuang bercampur dengan limbah rumah tangga atau sampah domestik.

Dari penelusuran Kupastuntas.co, limbah rumah tangga yang diproduksi pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di rumah dibuang sembarangan bercampur dengan sejumlah limbah medis, seperti masker, bungkus vitamin, bungkus obat tablet. Bahkan ditemukan cairan infus Ringer Laktat (RL).

Perjalanan sampah dari rumah penyintas Covid-19 itu pun melewati sejumlah tahapan sebelum akhirnya tiba di Tempat Pembangunan Akhir Sampah (TPAS) Karang Rejo, Metro Utara. Bagi warga yang berlangganan jasa petugas pemungut sampah, maka sampah akan diangkut rata-rata seminggu dua kali. Selama ditumpuk, maka micro partikel virus dan bakteri akan berkembang biak lebih cepat.

Bagi yang tidak berlangganan, maka sampah akan dibuang sembarangan atau di TPS. Dari sanalah petugas kebersihan maupun pemulung, jiwa dan kesehatannya terancam infeksi Corona. Pasalnya, mereka harus bersinggungan langsung dengan sampah yang penuh bakteri maupun virus untuk kemudian diangkut atau pun dikelola daur ulang.

Saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, seorang penyintas Covid-19 Kota Metro yang enggan disebutkan namanya dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah, mengaku membuang limbah medis secara normal atau bercampur dengan rumah tangga.

"Kalau untuk penanganan limbah medis yang pernah kita pakai, misal masker, ya itu seingat saya tidak ada pemberitahuan. Jadi kita buang di tempat sampah saja," ujarnya, saat dihubungi Kupastuntas.co, Selasa (2/2/2021) lalu.

Ia juga mengaku, limbah medis yang selama ini dibuang menyatu dengan sampah rumah tangga lain di kotak sampah depan rumah, yang kemudian dijemput secara terjadwal oleh petugas pengangkut sampah setempat.

"Kalau untuk konsultasi kesehatan itu sering. Seperti vitamin apa yang mau dikonsumsi. Tapi kalau untuk penanganan sampah nya, kita tidak diberitahu harus bagaimana. Jadi kita buang secara normal saja. Bahaya apa tidak, kita kan tidak tahu," pungkasnya.

Sementara, hasil penelusuran Kupastuntas.co di TPS Jalan Letjend Suprapto tepatnya samping Pasar Margorejo, Metro Selatan, terlihat sejumlah pemulung yang berjibaku dengan sampah. Mereka terpaksa mengais rezeki lewat sampah-sampah berharga yang memiliki nilai ekonomi tanpa takut terinfeksi Corona.

Saat diwawancara, seorang pemulung yang enggan disebutkan namanya itu mengaku tak jarang menemukan limbah medis seperti masker sebanyak 2 hingga 3 helai setiap hari nya di TPS tersebut. 

"Kalau disini ya setiap hari ada, kadang 2 kadang 3. Kalau kaya di Tejo Agung itu ada juga, tapi kalau disana malah pernah ditemui infus itu loh mas, yang untuk infus. Kalau bungkusan bekas obat, sama masker itu sering banget. Hampir rata-rata di tempat sampah kaya begini ada," ucapnya, Kamis (4/2/2021).

Saat dikonfirmasi, Walikota Metro, Achmad Pairin menyayangkan limbah medis pasien terkonfirmasi Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah dibuang bercampur dengan limbah rumah tangga.

Ia menilai, hal itu sangat berbahaya dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Meski begitu, ia juga menyesalkan bahwa hal tersebut luput dari perhatian pihaknya.

"Terima-kasih informasinya. Itu bisa menularkan, bahaya. Jadi itu kan semua yang teknis-teknis, itu diserahkan kepada dinas, jadi dinas lah yang menjalankan. Kalau Walikota itu kan kebijakan umum, untuk kebijakan seperti itu seharusnya dinas yang mengambil inisiatif. Karena yang lebih tau dampak dan lain sebagainya itu adalah dinas," ucap Pairin, Kamis (4/2/2021).

Menganalisa ancaman Covid-19 yang menghantui petugas kebersihan dan pemulung, Walikota yang juga merupakan Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Metro itu akan segera memanggil dinas terkait untuk berkoordinasi.

"Saya panggil besok. Terima-kasih masukannya, saya akan koordinasi," tandasnya.

Dirinya berharap, masyarakat penyintas Covid-19 di Kota Metro tidak membuang sampah medisnya bercampur dengan limbah rumah tangga. Sampah medis buang secara terpisah dalam bungkus plastik rapat agar dapat terdeteksi. (*)


Video KUPAS TV : DPRD CEK KONDISI BANGUNAN PUSKESMAS RAJABASA SENILAI 4,7 MILIAR