• Senin, 30 September 2024

Selama 2020, Bekas Galian Pasir di Lampung Timur Telan 5 Korban Jiwa

Selasa, 05 Januari 2021 - 15.57 WIB
310

Bekas Galian pasir milik PT SSJ di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Lampung Timur, Kupastuntas.co - Tercatat selama tahun 2020 lima orang meninggal karena tenggelam dalam bekas galian pasir, dari lima korban tersebut empat orang tenggelam di wilayah Kecamatan Pasir Sakti san satu orang di Kecamatan Labuhan Maringgai.

Seperti yang dikatakan oleh Sekertaris Camat (Sekcam) Pasir Sakti, Putu Suadnyane dalam kurun waktu satu tahun 2020, empat orang tenggelam di bekas galian pasir, tepatnya di Desa Mulyosari 3 orang dan di Desa Rejo Mulyo 1 orang.

"Hampir semua bekas galian pasir di Pasir Sakti tidak di lakukan reklamasi, atau tidak di pedulikan lagi oleh pemiliknya terutama milik perusahaan," kata Sekcam Pasir Sakti Putu Suadnyane.

Putu mencontohkan seperti bekas galian pasir milik perusahaan SSJ sampai saat ini menghampar luas seperti danau yang berada di Desa Mulyosari dan Rejo Muliyo, kedalam bekas galain pasir rata rata di atas 8 meter, sehingga tidak jarang orang yang terjebur akan selamat terutama anak anak.

Pihak kecamatan kata Putu, sudah sering kali melakukan pertemuan dengan pemerintah kabupaten setempat, untuk mencari solusi agar bekas galian pasir di sana (Pasir Sakti) tidak memakan korban, dengan cara dilakukan reklamasi, pemagaran atau dimanfaatkan untuk usaha.

"Kalau yang bekas perusahaan itu sudah sering kami pertanyakan kepada pemerintah, untuk memberi tembusan kepada pihak perusahaan terkait agar melakukan perlindungan minimal dipagar agar tidak membahayakan warga, namun sampai saat ini tidak ada realisasi," kata Putu.

Di tempat terpisah, Sekcam Labuhan Maringgai , Agustinus mengatakan di wilayahnya hampir setiap tahun bekas galian pasir memakan korban jiwa, 2020 ini satu anak anak warga Desa Srimimosari.

Agustinus mengakui pihak forkopicam sudah sering melakukan pertemuan dengan pemilik tambang pasir untuk mensosialisasikan agar bekas galian pasir dilakukan pengamanan minimal dipagar bambu atau menggunakan jaring.

"Yang merespon belum semua, hanya beberapa orang saja, dan biasanya yang sering terjadi anak tenggelam di bekas galian pasir saat musim hujan seperti ini," papar Agustinus. (*)


Editor :