• Sabtu, 12 Juli 2025

Menengok Aktifitas Masyarakat di Pinggiran Sungai Kota Bandar Lampung

Rabu, 18 November 2020 - 15.52 WIB
613

Aktifitas masyarakat sekitar kali (sungai) Belau, Kelurahan Gedong Pakuon Kecamatan Teluk Betung Selatan (TBS), Kota Bandar Lampung. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Bandar Lampung, Kupastuntas.co - Berbagai aktifitas masyarakat di pinggiran sungai seperti mencuci, mandi bahkan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), merupakan hal yang biasa di lakukan masyarakat sekitar kali (sungai) Belau, Kelurahan Gedong Pakuon Kecamatan Teluk Betung Selatan (TBS), Kota Bandar Lampung. 

Tentu hal itu juga sangat berpotensi mencemari lingkungan air sungai. Pasalnya, limbah dari aktifitas mencuci masyarakat yang menggunakan diterjen atau sabun mengalir begitu saja di sungai, bahkan bungkus sabun dibuang ke bantaran sungai.

Pantauan kupastuntas.co di bantaran sungai tersebut masyarakat masih mengandalkan sungai itu sebagai aktifitas sehari-hari, seperti mencuci baju, mandi, membersihkan ikan sampai mencuci kedelai yang akan diproduksi menjadi tempe. 

Bahkan kali tersebut digunakan oleh anak-anak untuk mandi dan melakukan hal lainnya, seperti berenang. Dimana tanpa disadari bakteri-bakteri yang tercampur dengan air sungai akan mudah masuk ke dalam tubuh anak dan menimbulkan risiko penyakit.

Iis (46) warga setempat yang sedang mencuci ikan untuk dijadikan pindang untuk jadi lauk makan siang keluarganya. mengatakan bahwa air sungai tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan warga setempat.

"Tapi kalau untuk mandi biasanya menggunakan air PAM, yang kita membelinya per drigen dengan harga per Rp6 ribu,” ujarnya, Rabu (18/11/20).

Seperti halnya Aisyah (54) yang menggunakan air kali itu untuk mencuci pakaian dan mandi. Menurut keterangannya satu lingkungan disekitar rumahnya tak ada yang memiliki akses jamban layak. 

Maka darinya warga yang ingin buang air besar, akan langsung menuju sebuah gorong-gorong yang berukuran sekitar 70 cm x 2 meter dengan tinggi tak sampai 1 meter yang berada tepat di depan DIPL Tanjung Karang Unit Teluk Betung, Jl Wr. Supratman, Kota Bandar Lampung. 

“Kalau kebelet ya bisa langsung kesini pinggir sungai, diatas sana yang ada bunyi air mancur itu juga bisa,” jelasnya.

Ia juga sering menjumpai tinja ketika sedang mandi, hal itu menurutnya dari buangan masyarakat yang berada di atas sungai. 

“Misal saya lagi mandi terus ada tinja lewat ya sudah saya kibasin airnya supaya nggak ke badan,” timpalnya.

Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Lampung, Febrilia Ekawati, apabila sungai tercemar akibat prilaku masyarakatnya. Maka air sungai itu akan menimbulkan bau yang tak sedap. Sehingga ini juga dapat mempengaruhi kualitas air. 

"Dan kalau sudah kualitas airnya tidak baik maka yang akan dirugikan adalah manusia itu sendiri. Maka perbaikan sanitasi ini penting dilakukan oleh pemerintah daerah dan juga masyarakat dengan saling bersinergi," ujarnya. (*)

Editor :