• Kamis, 29 Mei 2025

Akibat Hujan Deras, Gorong-gorong di Ruas Jalan Kotaagung Timur Ambruk

Rabu, 21 Oktober 2020 - 15.30 WIB
398

Terlihat Gorong di Ruas Jalan Kotaagung Timur rusak dan ambruk.

Tanggamus, Kupastuntas.co - Gorong-gorong darurat di ruas jalan provinsi Simpang Kotaagung-Simpang Kuripan di Dusun Temiang Pekon Sukabanjar, Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, kembali ambruk, Selasa (20/10/2020) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan dari arah Kotaagung menuju Limau dan Cukuhbalak atau sebaliknya, terhambat, hal itu mengakibatkan terjadinya antrean kendaraan.

Hingga Kamis (21/10/2020) siang hanya bisa dilewati mobil kecil dan sepeda motor, itupun harus di pandu karena harus melalui gorong-gorong darurat yang terbuat dari batang kelapa. Sejumlah mobil truk dari arah Limau dan Kotaagung terpaksa memilih balik arah, karena jika dipaksakan tetap lewat akan sangat berbahaya.

Gorong-gorong yang dikenal dengan jembatan Tebing Tejuh ini kembali ambruk diduga akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Selasa (20/10/2020) siang, menggeres sisi kanan jembatan, dan menyebabkan gorong-gorong darurat dari batang kelapa ambruk.

"Hujan sejak siang kemarin sampai tadi malam mengakibatkan debit air dari atas tebing tumpah di gorong-gorong dan mengikis pondasi gorong-gorong sampai ambruk," kata Ferly, warga Dusun Temiang Pekon Sukabanjar.

Menurutnya, gorong-gorong tersebut sudah ambruk diterjang derasnya air dari atas tebing lima tahun lalu, atau tepatnya pada Desember 2015. "Tapi langsung diperbaiki oleh warga dan Pemkab Tanggamus dengan gorong-gorong darurat dari batang kelapa," katanya.

Sejak itu, kata dia  hampir setiap musim penghujan gorong-gorong tersebut ambruk, dan kembali diperbaiki secara darurat. Bahkan separuh badan jalan diatas gorong-gorong tersebut sudah tidak bisa dilewati.

"Ini sudah lima tahun dibiarkan saja oleh pemerintah, katanya ini jalan provinsi, tapi pihak provinsi juga cuek, padahal mungkin setiap hari anggota dewan dari Limau dan Cukuhbalak lewat sini, tapi kok diam saja," katanya dengan nada kesal.

Dikatakannya, awalnya kerusakan hanya terjadi pada bahu jalan sebelah Selatan. Lantaran tak kunjung ada perbaikan dan penanganan serius kerusakannya semakin parah sampai memakan badan jalan. 

"Tahun 2019 lalu, saya lupa bulannya tapi sekitar bulan Oktober, gorong-gorong ini kembali ambruk. Terus ditutup pakai batang kelapa, eh saat ini ambruk lagi," ujarnya.

Ristiani, tokoh masyarakat Sukabanjar menilai kondisi gorong-gorong tersebut sudah sangat kritis dan membahayakan para pengendara. Sebab, dibawah gorong-gorong tersebut jurang sedalam lima meteran yang langsung mengarah ke tebing pantai. Dan disisi sebelahnya yakni Utara tebing curam yang saat musim penghujan penuh dengan air.

"Sudah lama kami minta agar gorong-gorong ini dibangun permanen lagi. Sebab vital, di ruas jalan menghubungkan tiga kecamatan. Apa harus jatuh korban jiwa dulu baru dibangun ulang," kata dia. (*)

Editor :