Penggiat Orang Dengan Penderita HIV Lampung Berharap Tak Ada Stigma dan Diskriminasi

Komunitas penggiat Orang Dengan Penderita HIV/AIDS (ODHA) Lampung, saat diskusi terkait isu penanggulangan HIV/Aids di Aula PKBI Lampung, Senin (14/9/2020). Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Para komunitas penggiat Orang Dengan Penderita HIV/AIDS (ODHA) Lampung, berharap tidak ada lagi stigma (penolakan keberadaan seseorang atau kelompok) dan diskriminasi (pembedaan perlakuan terhadap sesama) pada penderita ODHA di masyarakat.
Seperti halnya Rahmad Cahya Aji, Koordinator dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Bandar Lampung mengatakan, semua orang punya hak apapun itu statusnya entah itu gay ataukah pekerja sex, mereka memiliki hak yang sama.
"Karena mereka juga sama seperti kita yang wajib diperjuangkan hak-haknya termasuk si penderita ODHA ini," kata Rahmad, saat diskusi terkait isu penanggulangan HIV/Aids di Aula PKBI Lampung, Senin (14/9/2020).
Namun tidak dipungkiri di masyarakat berbagai stigma tersebut masih tinggi. Tetapi juga tantangannya terkadang si penderita ODHA tersebut, ketika melakukan tes dan hasilnya positif, si penderita merasa ingin melakukan bunuh diri karena merasa stigma yang negatif selama ini.
"Atau dia maunya di rumah saja malas berobat, ini juga jadi kendala kita," bebernya.
Maka dari itu, bagaimana semua pihak terlebih pemerintah yang diharapkan harus lebih peduli lagi terhadap ODHA dengan sosialisasi dan bergerak bersama untuk membela hak-hak manusia.
"Serta tidak boleh orang berpandangan negatif dan diskriminasi si penderita," tandasnya.
Baca juga : Pemprov Lampung Upayakan Pasar Baru untuk Hasil Pertanian
Sementara Ferdian dari Jaringan ODHA Berdaya Lampung menuturkan, selama 2020 ini pihaknya memberikan pendampingan kepada ODHA ada sekitar 400 orang se-Lampung.
"Paling banyak dari Bandar Lampung dan Lampung Tengah. Dalam pendampingan itu kita mengedukasi pasien dan keluarganya supaya menerima dan merawatnya, supaya tidak ada stigma," ungkapnya.
"Jangan sampai dikucilkan sama keluarga sendiri. Karena HIV/AID sendiri tidak separah yang orang-orang pikirkan," tutupnya. (*)
Video KUPAS TV : BLT Dana Desa Untuk Lampung Kurang Rp4 Miliar, Bakal Ditutupi Kemensos
Berita Lainnya
-
SPMB Jalur Domisili SMA Negeri Picu Polemik
Kamis, 19 Juni 2025 -
Minim Perlindungan Hukum, LBH KIS Ambil Peran di Sektor Kesehatan
Rabu, 18 Juni 2025 -
Unila Ungkap Ada Kekerasan di Diksar Mahepel, Senior dan Alumni Terlibat
Rabu, 18 Juni 2025 -
PN Tanjungkarang Batalkan Status Tersangka Agus Nompitu di Kasus Dugaan Korupsi KONI Lampung
Rabu, 18 Juni 2025