• Jumat, 20 September 2024

Menakar Kekuatan Bapaslonkada Bandar Lampung, Adu Modal Sosial dan Logistik

Selasa, 08 September 2020 - 08.00 WIB
1.1k

Foto: Doc/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Persaingan Pilkada Bandar Lampung 2020 bakal berlangsung ketat. Pasangan Yusuf Kohar-Tulus Purnomo dan Rycko Menoza-Johan Sulaiman, harus berjuang keras untuk bisa menyaingi elektabilitas Eva Dwiana yang notabene istri Walikota Bandar Lampung, Herman HN. Pasangan yang menguasai modal sosial dan logistik diprediksi akan jadi pemenang.  

Dalam Pilkada Bandar Lampung 2020, pasangan Eva Dwiana-Dedi Amrullah diuntungkan punya modal awal berupa raihan suara yang diraih Eva saat maju Pileg 2019 lalu. Politisi PDI Perjuangan ini menjadi caleg dengan raihan suara terbanyak di DPRD Provinsi Lampung dengan 86.258 suara.

Jika dikalkulasi, raihan suara Eva mencapai hampir 14 persen dari total mata pilih yang ada di Kota Bandar Lampung sebanyak 640.910 suara (hasil pleno tingkat kecamatan).

Meskipun demikian, hal tersebut belum menjadi jaminan untuk bisa memenangi Pilkada Bandar Lampung. Karakter masyarakat ibukota Provinsi Lampung yang dinamis dan tergolong memiliki pendidikan tinggi, masih bisa mengubah peta kekuatan tiga pasangan calon yang akan berkompetisi.   

Bakal calon Walikota Bandar Lampung, M Yusuf Kohar mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi ke warga, dengan prioritas rakyat kecil, pedagang, nelayan hingga swing voter atau pemilih mengambang untuk meraih kemenangan.

Menurut Yusuf Kohar, saat ini basis massanya ada di rakyat kecil seperti pedagang, nelayan dan kalangan lainnya. Yusuf Kohar yakin bisa bersaing, karena dalam setiap sosialisasi yang ia lakukan bersama timnya selalu mendapat dukungan antusias dari warga.

“Warga adalah basis massa kami, mereka menyambut hangat saat tim kami melakukan sosialisasi setiap harinya. Walaupun dijegal oleh lurah hingga camat kami terus melakukan sosialisasi di sana,” kata Yusuf Kohar, Senin (7/9).

Keyakinan Yusuf Kohar semakin besar, karena ia didukung penuh rekan-rekan sesama pengusaha. “Mereka (pengusaha) kawan saya, dan mereka selalu mensupport serta memberikan dukungan kepada kami untuk maju dalam Pilwakot,” ungkapnya.

Wakil Walikota Bandar Lampung ini berharap dukungan akan terus mengalir kepada dirinya dan Tulus Purnomo sampai saat pencoblosan nanti.

“Kami optimis bisa meraih di kantong suara lainnya, yang menginginkan Bandar Lampung lebih maju dan makmur. Kami yakin banyak pemilih mengambang yang akan memilih kami dalam Pilwakot nanti,” ujar dia.

Bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung lainnya,  Rycko Menoza-Johan Sulaiman (Rycko Jos) juga menyatakan keyakinannya bisa meraih suara dominan dalam kontestasi Pilwakot Bandar Lampung.

Ketua tim pemenangan pasangan Rycko Jos, Yuhadi mengatakan, basis suara pasangan Rycko Jos dari massa partai koalisi yakni Golkar dan PKS serta dukungan Partai Bulan Bintang dan Partai Garuda.  Yuhadi mengaku, juga sudah dihubungi oleh partai milenial yakni PSI.

“Kami juga akan mengkapitalisasi beberapa organisasi yang bersahabat, bahkan Rycko ada di dalamnya. Begitu juga dengan Pak Johan Sulaiman akan menggaet kelompok Islam untuk bergabung dengan beliau,” kata politisi Partai Golkar ini.

"Pada saatnya nanti kita kapitalisasi dan reorganisasi, bahkan kita akan konsolidasi akbar dan tim sukses akan disebar di 2.700 TPS yang ada di Bandar Lampung. Masing-masing kita punya tugas dan semangat, untuk membangun Bandar Lampung baik dan Bandar Lampung baru bersama Rycko-Jos," ungkapnya, Senin (7/9).

Yuhadi melanjutkan, apapun bentuk kampanyenya nanti, ia optimis pasangan Rycko-Johan  akan menang dalam kontestasi Pilwakot Desember mendatang.

Sementara itu, bakal calon Walikota Eva Dwiana menyatakan, pihaknya optimis bisa menggarap pemilih dari semua kalangan. Eva Dwiana mengklaim, saat ini warga Bandar Lampung dan semua kalangan adalah basis massanya.

“Ya semua warga Bandar Lampung dong (basis massa), kita harus optimis itu,” ungkap anggota DPRD Lampung ini.

Menurut Eva, sampai saat ini dukungan terus mengalir kepada dirinya. “Sampai saat ini dukungan masih tetap solid. Bunda mohon doanya saja agar proses Pilkada ini berjalan lancar dan bisa menang, sehingga bisa melanjutkan program dari bapak Herman HN untuk masyarakat,” kata Eva.

Seperti diketahui, saat ini Eva Dwiana juga memiliki massa yang cukup solid dari ibu-ibu pengajian yang bergabung dalam Majelis Taklim Rahmat Hidayat.

Pasangan Eva-Dedi juga mendominasi perolehan dukungan kursi di parlemen sebanyak 21 kursi dari PDI Perjuangan, Gerindra dan NasDem. Disusul pasangan Yusuf Kohar-Tulus Purnomo mendapat dukungan 17 kursi dari Partai Demokrat, PAN, PKB, PPP dan Perindo. Serta pasangan Rycko Menoza-Johan Sulaiman yang meraih dukungan 12 kursi dari Partai Golkar dan PKS.

Dimintai tanggapannya, Pengamat Politik Universitas Lampung (Unila), Dedi Hermawan mengatakan, pada kontestasi Pilkada Bandar Lampung kali ini semua pasangan calon memiliki kesempatan untuk bisa memenangkan kompetisi karena tidak adanya pasangan petahana. Meskipun ada istri dari Walikota Bandar Lampung Herman HN, Eva Dwiana yang ikut maju.

Menurut Dedi, masyarakat Bandar Lampung memiliki referensi masing-masing dalam menentukan keputusan dalam memilih calon pemimpinnya. Apalagi, masyarakat Bandar Lampung sangat heterogen, sehingga dalam penentuan sikap dan keputusan politik juga beragam.

"Pasangan calon yang memiliki modal biasanya yang punya peluang  besar meraih kemenangan. Ada modal sosial dan logistik. Modal sosial artinya elektabilitasnya tinggi. Modal sosial ini yang harus diperkuat setiap calon untuk bisa mendapatkan simpati dari pemilih,” terang Dedi.

Untuk modal logistik, lanjut Dedi, tentu menyangkut biaya untuk kebutuhan Pilkada juga harus kuat. “Jika kedua modal ini sudah dimiliki, pasangan itulah yang bakal menang,” ujarnya.

Ia menilai, tiga pasangan calon saat ini punya modal sosial dan logistik masing-masing, tinggal bagaimana ini diperkuat. Karena setiap pasangan punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.

Dedi menerangkan, masyarakat perkotaan memiliki tingkat pendidikan yang cukup, sehingga daya kritisnya juga tinggi. Maka pasangan calon yang bisa lebih pandai membaca situasi dan karakter masyarakat inilah, yang bisa mendapatkan peluang meraih dukungan besar dari masyarakat Bandar Lampung.

"Ini yang menarik, karena jumlah pemilih di Bandar Lampung cukup banyak ada ratusan ribu pemilih, sehingga peluang masih terbuka bagi siapapun. Tinggal bagaimana mereka bisa mengenali medan tempur, dan kemampuan yang dimiliki. Mengatur strategi dan taktik, sehingga masyarakat bisa diberi keyakinan untuk memilih mereka. Oleh karena itu mereka (bakal calon) harus memantau elektabilitas masing-masing,” saran Dedi.

Sementara Budi Kurniawan, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan (Fisip) Unila mengatakan, elektabilitas setiap pasangan calon dapat dilihat track recordnya.

"Karena kalau kita lihat pada Pilkada sebelumnya, kemungkinan hasilnya akan bersifat paralel dengan Pilkada sekarang ini. Kecuali ada tsunami politik yang mengguncang Kota Bandar Lampung, bisa saja terjadi perubahan drastis peta kekuatan pasangan calon," kata Budi. (*)

BERITA INI TELAH TERBIT DI SURAT KABAR HARIAN KUPAS TUNTAS EDISI CETAK (8/8/2020).

Editor :