• Jumat, 29 Maret 2024

Empat Kali Nikah Tidak Punya Keturunan, Hidup Ali 'Menggelandang'

Sabtu, 05 September 2020 - 18.57 WIB
377

Kakek sepuh 78 tahun bernama Ali Mirus tampak pasrah dengan Nasib yang di deritanya. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Hari menjelang senja, kondisi pasar Tempel, di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai sudah tampak sepi. Di sebuah pangkalan lapak tempat berjualan ikan tampak seorang pria sepuh duduk di atas 'amben' ukuran 1 x 1,5 meter. Kedua tangannya tampak memijat kakinya. Gambaran wajahnya menunjukan sebuah kepasrahan dalam hidupnya.

Kakek sepuh itu bernama, Ali Mirus usianya (78) tahun. Hidup tanpa memiliki tempat tinggal dan juga tanpa ada dampingan dari keluarga. Setiap malam kakek sepuh itu memanfaatkan lapak tempat jual ikan dan teras toko untuk melepas lelah malam hari.

"Saya tidak punya rumah, tidak punya keluarga. Setiap malam saya tidur di emper-emper toko yang saya anggap nyaman," keluh Ali Mirus, saat ditemui, Sabtu (5/9/2020).

Baca juga : Dengan Usia 97 Tahun, Muhadi Bertahan Hidup dengan Menjual 'Cikrak' Bambu

Pria dengan kondisi tubuh yang tampak kering itu, sesekali merintih merasakan sakit. Mulutnya tampak meringis, tangannya mengusap lembut di bagian perutnya, kaki kanannya terlihat membengkak, nafasnya tampak tersengal sengal.

"Dada saya sering sesak nafas susah dan lambung sering terasa perih," kakek 78 tahun itu kembali mengeluh.

Terkait dengan pakaiannya, Ali mengaku baju-baju lusuh yang digunakan untuk ganti sehari-hari dititipkan di sebuah toko plastik milik orang yang mau menerimanya, mandipun memanfaatkan tempat-tempat umum di sekitar pasar Templek Desa Margasari.

Persoalan makan, kakek sepuh itu hanya mengandalkan dari beberapa belas kasih warga sekitar. Ali mengakui setiap hari ada saja orang yang memberikan makanan dan kadangkala diberi uang Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.

"Setiap hari selalu ada yang ngasih makan," pengakuan Ali.

Saat di tanya tentang keluarganya, kakek kelahiran Sumatera Barat itu tiba-tiba meneteskan air matanya. Ali mengaku, dirinya sudah pisah dengan istri terakhirnya lima belas tahun silam. Selama berkeluarga, Ali tidak memiliki keturunan.

"Ya saya nikah empat kali, tapi tidak pernah punya anak," lanjutnya.

Baca juga : Kakek 92 Tahun Warga Lampung Timur Hidup di Atas Tanah Tumpangan Masjid

Dulu pada masih muda Ali Mirus seorang buruh nelayan, setelah usia semakin tua, raga juga tidak lagi mampu menahan dinginnya tengah samudra. Ali Mirus sudah setahun lebih tidak lagi ikut berlayar. Namun karena tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga, pria asal Sumatera Barat itu 'menggelandang'.

Dokumen domisili seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) dirinya tidak memiliki, sehingga wajar di tengah maraknya pemerintah menggelontorkan bantuan Ali Mirus tidak terdata.

"Ya gimana saya mau dapat bantuan, KTP dan KK saya tidak punya. Hanya punya KTP keluaran lama dan sudah mati sejak 2015 lalu," terangnya.

Baca juga : Darmin, Pria Tangguh Asal Lamtim Berprofesi Sebagai Pemecah Batu untuk Bertahan Hidup

Sementara seorang warga sekitar bernama Kholik berharap, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, khususnya Dinas Sosial agar turun ke lokasi untuk melihat kondisi Ali Mirus yang tidak memiliki tempat tinggal, sementara kondisi tubuhnya sudah renta.

"Dinas Sosial harus bergerak beri solusi dengan bapak tua ini. Kasian setiap malam tidur di tempat ala kadarnya dengan berpindah-pindah," terang Kholik. (*)

Berita Lainnya

-->