• Minggu, 08 Juni 2025

22 Ekor Gajah di Taman Nasional Way Kambas Mati Secara Tidak Wajar

Kamis, 20 Agustus 2020 - 13.07 WIB
612

Petugas Polisi Hutan Balai TNWK saat menunjukkan kerangka tulang kepala Gajah yang ditemukan di dalam hutan. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur -  Kematian gajah liar yang ada di Hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) 90 persen dalam kondisi tidak wajar. Artinya mati akibat pelaku pemburu, baik menggunakan senapan atau alat lain seperti jerat dan ada juga mati karena konflik antara Gajah dan Petani.

Data yang didapat dalam 10 tahun terkahir dari Balai TNWK, 22 ekor gajah liar ditemukan tewas mengenaskan. Setiap kali ditemukan bangkainya tidak pernah meninggalkan Gading dan Gigi.

"Kemungkinan besar ada yang mengambil gading dan giginya, memang itu tujuan utama pemburu," kata Humas Balai TNWK, Sukatmoko, saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, Rabu (19/8/2020).

Baca juga : Erin Korban Kekejaman Pemburu, Kehidupan Erin Meninggalkan Luka Seumur Hidup

Beberapa bulan lalu tepatnya 13 April 2020, lima anggota Polisi Hutan kontak senjata dengan pelaku perburuan liar di Wilayah Seksi I, Rawa Bunder, Sungai Tulung Sulak.

"Menurut Kanit Polhut Tumino, kejadian kontak senjata pada malam hari selama 20 menit. Tidak ada korban jiwa dan anggota Polhut sudah menggagalkan pelaku pemburu di Hutan TNWK," lanjutnya.

Selama setahun beberapa barang bukti milik pemburu diamankan di gudang penyimpanan, antara lain 741 jerat seling, 34 sepeda ontel, 4 perahu dayung dan tulang Kepala Gajah, Tulang Kaki dan Tulang Pinggul.

"Pelaku pemburu banyak yang menggunakan sepeda ontel sebagai alat transportasi, untuk melintas di jalan setapak semak-semak. Jika ada rawa atau sungai mereka bisa memikul sepeda," terang Sukatmoko.

Untuk menekan angka perburuan di dalam hutan TNWK, Sukatmoko mengaku tidak bisa dilakukan tanpa dibantu rekan-rekan mitra TNWK seperti Wildlife Conservation Society (WCS), Program Konservasi Harimau Sumatera (PKHS), Rinho Protection Unit (RPU) dan Elephant Response Unit (ERU).

"Mereka memiliki tugas masing-masing, namun tujuannya satu melestarikan hutan dan satwa hutan TNWK," pungkasnya. (*)


Video KUPAS TV : Selama Pandemi, Peminat Tanaman Hias Meningkat Drastis