• Sabtu, 11 Januari 2025

Ribuan Hektar Tanaman Padi di Empat Kecamatan di Tanggamus Diserang Wereng Cokelat

Selasa, 18 Agustus 2020 - 18.21 WIB
324

Sam'ani (45), petani sawah di Pekon Putihdoh, Kecamatan Cukuhbalak, saat menunjukkan tanaman sawah miliknya yang diserang hama wereng cokelat, Selasa (18/8/2020). Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Ribuan hektar tanaman padi di Kecamaran Cukuhbalak, Limau, Kelumbayan, Bulok dan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus diserang hama batang cokelat atau wereng cokelat (Nilaparvata lugens) yang mengakibatkan petani terancam gagal panen.

Ganasnya serangan hama itu membuat tanaman padi langsung menguning, lalu berganti coklat dan akhirnya mati. Penyemprotan pestisida yang dilakukan para petani pun tidak mampu mengatasi hama itu. Dalam waktu hanya dua minggu tanaman padi berusia 15-30 hari langsung mati.

"Saat diketahui terjadi serangan wereng, kami langsung menyemprotkan pestisida. Namun selang tiga hari setelah disemprot ternyata wereng kembali. Rupanya telur-telur wereng yang bersembunyi di sela-sela batang padi menetas, dan jumlahnya sangat banyak,” kata Sam'ani (45), petani sawah di Pekon Putihdoh, Kecamatan Cukuhbalak, Selasa (18/8/2020).

Baca juga : Dampak Banjir Semaka Tanggamus Ganggu Produksi Pangan 2.310 Ton Gabah atau 9,24 Miliar

Barlaman, petani lain di Kecamatan Cukuhbalak menuturkan, hampir seluruh lahan mengalami dampak serangan hama tersebut, dengan skala kerusakan yang berbeda-beda. "Yang diserang bukan hanya padi yang sudah ditanam saja, tetapi juga padi yang baru disemai juga habis," ujar Barlaman.

Samin (53), petani di Pekon Badak, Kecamatan Limau mengatakan, serangan wereng cokelat ini terjadi secara sporadis. Artinya, tidak semua tanaman padi diserang, melainkan pada sawah tertentu terutama yang tergenang air. 

Beberapa petani di Kecamatan Bulok terpaksa membabat habis tanaman padinya untuk mencegah meluasnya serangan wereng ke areal tanaman padi lainnya. "Sebab kalau tidak dimusnahkan, bisa menyebar," kata Rojali (47), petani di Kecamatan Bulok.

Hama wereng juga merusak ratusan hektar tanaman padi di Kecamatan Kelumbayan. Berbagai upaya telah dilakukan petani setempat untuk mengatasinya, tapi hasilnya nihil.

"Sudah semprot sana semprot sini, obat ini obat itu, tapi tetap tidak berhasil. Sudah pasti gagal panen dan ruginya itu juga ya lumayan besar, jutaan per hektarnya," keluh Wito, petani di Kecamatan Kelumbayan.

Petugas penyuluh lapangan (PLL) Kotaagung Timur, Roni mengatakan, di Kecamatan Kotaagung Timur, hama ganas ini menyerang sedikitnya 200 hektar tanaman padi yang tersebar di Pekon Tanjung Jati, Mulang Maya, Kampung Baru dan Pekon Kagungan.

"Ini dampak dari La Nina yang menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak. Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat kondisi sawah rentan dengan banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT)," kata Roni.

Menurut Roni, untuk mengantisipasi meluasnya serangan hama wereng, di setiap kecamatan harus ada gerakan untuk pengendalian hama. Karena wereng yang menempel pada batang padi kerap berpindah dari hamparan sawah milik petani lain.

"Pola penyemprotan serempak serta pengendalian hama terpadu. Dengan kata lain, perlu kekompakan untuk mengatasi hama wereng karena jika petani yang satu melakukan penyemprotan tapi petani lain tidak, imbasnya hama wereng bisa berpindah ke areal lahan sawah petani lain,” terang Roni. (*)


Video KUPAS TVRatusan Rumah Warga Tanggamus Porak Poranda Diterjang Banjir Bandang