• Selasa, 01 Oktober 2024

UTB Gelar Program Kemitraan Masyarakat Stimulus 2020

Selasa, 04 Agustus 2020 - 19.40 WIB
411

Foto bersama saat kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) 2020. Foto: Doc/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah Dosen Universitas Tulang Bawang (UTB) melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat di Agrowisata Karangrejo, Metro Utara dalam Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) 2020. 

Ini merupakan bentuk tanggung-jawab dosen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meski sudah masuk pada era New Normal kegiatan ini tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan mewajibkan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan mengukur suhu tubuh. Tema dari Pengabdian Masyarakat kali ini adalah Pemberdayaan Potensi Kelompok Tani Sayur Organik Melalui Pelatihan (Capacity Building) di Agrowisata Karangrejo Metro Utara. 

Ketua Pelaksana, Susanti Sundari, A.T., M.M. yang juga dosen Prodi Teknik Industri mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat, sehingga perlu dilakukan berbagai macam pelatihan untuk peningkatan kapasitas (Capacity Building) yang akan berdampak positif pada masyarakat itu sendiri, selain memberikan ilmu pengetahuan juga masyarakat dapat lebih terampil, berdaya dan produktif.  

Kegiatan ini juga diikuti oleh dosen Prodi Administrasi Publik yakni M. Herowandi, S.I.P., M.I.P. dan dosen fakultas Peternakan Miki Suhadi, S.Pt., M.Si. dan dibantu dua orang mahasiswa Rizaldi Febrians dan M. Alief Bahir. Kegiatan di hari pertama di buka oleh Lurah Karangrejo, Syaifullah, S.E., M.Si dan dihadiri oleh kelompok tani ‘Hijau Daun’.

Lebih lanjut menurut Ketua Pelaksana yang akrab disapa Susanti, kegiatan ini memiliki prioritas dalam mengatasi berbagai permasalahan di agrowisata Karangrejo yaitu pertama memberikan pelatihan dengan tema Teknik Pemasaran Digital (Digital Marketing).

Pelatihan ini dilakukan tidak terbatas hanya penjelasan secara teori, melainkan praktik langsung dan menghasilkan luaran berupa media digital yang dapat dikelola secara mandiri oleh kelompok tani Hijau Daun, manfaatnya adalah sebagai ajang promosi yang efektif dalam memperkenalkan wisata agro dan kelebihan-kelebihannya.

Sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah pengunjung dan sekaligus memberikan solusi tentang bagaimana memasarkan hasil pertanian secara online sehingga memudahkan petani menemukan pembeli dengan terbukanya akses pasar tanpa batas. Kedua,Pelatihan budidaya ikan lele dan ikan mas diberikan melalui penyuluhan dan pelatihan budidaya pembesaran ikan.

Dukungan yang diberikan berupa bantuan bibit ikan lele dan ikan mas, pembuatan tambak dari terpal, dan pengetahuan tentang ilmunya sehingga diharapkan petani lebih paham dan mampu mengembangkannya menjadi usaha yang dapat memberikan pendapatan tambahan, sekaligus menjadi daya tarik agrowisata ini dari segi hiburan dan pendidikan.

Lalu yang ketiga adalah pelatihan budidaya kelinci. Petani diharapkan setelah pelatihan dapat menjadi lebih paham dan mampu mengembangkan hewan kelinci sehingga menjadi usaha yang dapat memberikan tambahan pendapatan. Adanya hewan lucu ini memang sangat cocok di lahan pertanian sekaligus menjadi daya tarik di agrowisata dan urinenya dapat juga dipakai sebagai pupuk organik yang sesuai dengan konsep agrowisata ini dalam mengembangkan pertanian tanpa zat kimia.   

Dukungan yang diberikan berupa pembuatan kandang kelinci, kelinci yang siap kawin dan berkembang biak, dan ilmu tentang beternak kelinci baik itu kendala dan permasalahan yang sering dihadapi serta solusinya, sehingga pemahaman dan ketrampilan petani akan semakin bertambah.

Pada keesokan harinya para dosen dari Universitas Tulang Bawang melanjutkan kegiatan dengan memberikan sosialisasi tentang ‘Protokol Kesehatan di Era New Normal pada Sektor Pariwisata dan Dampak Pariwisata terhadap Sektor Pendapatan Masyarakat Sekitar’.

Tema-tema ini sangat sesuai untuk agrowisata ini bisa mengevaluasi dan melakukan pembenahan untuk menyambut wisatawan dengan beradaptasi pada kondisi New Normal. "Monitoring serta evaluasi akan terus kami lakukan untuk melihat sejauh mana program ini berjalan dan hasil-hasilnya berkelanjutan dan berkembang (Sustainable),” ujar Ketua Pelaksana. 

Ketua Kelompok Tani Hijau Daun, Sarjono mengungkapkan rasa terima-kasihnya atas bantuan yang diberikan dan hal ini menjadi motivasi dan semangat kelompok setelah cukup lama tidak ada pendapatan yang dihasilkan dari agrowisata ini dikarenakan pandemi Covid-19.

"Kami akan menjaga dan mengembangkan bantuan ini sesuai dengan yang diharapkan, dan semoga agrowisata Karangrejo bisa lebih baik ke depannya,” ujarnya. (**)