• Jumat, 04 Oktober 2024

Profesor Siti Patimah : New Normal, Perguruan Tinggi Harus Adaptif Menggunakan Teknologi

Senin, 27 Juli 2020 - 13.07 WIB
319

Kegiatan Webinar yang diselenggarakan Prodi MPI Fakultas Tarbiyah IAIN Madura, dengan tema ‘Tantangan Pengelola Sekolah/Madrasah/Perguruan Tinggi dalam Mengelola Lembaga di Era New Normal’. Foto: Donald Harris Sihotang/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Teknologi adalah salah satu senjata utama dalam menghadapi the new normal dalam perguruan tinggi. 

Ketua Prodi S3 MPI UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd, mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor. Dari sektor kesehatan, ekonomi, termasuk pendidikan.  

Proses belajar mengajar berbasis virtual di masa new normal memiliki manfaat besar, tetapi juga memiliki  tantangan yang kompleks.

Asumsi pendidikan saat ini diubah menjadi belajar, tidak hanya di lembaga pendidikan tetapi di mana pun dapat terjadi. Di rumah, di toko, sawah, dan lainnya. 

“Proses perubahan itulah menjadi tantangan. Apa-apa saja yang perlu dipersiapkan pengelola lembaga pendidikan dalam era new normal,” kata Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd, saat menjadi pemateri dalam kegiatan Webinar yang diselenggarakan Prodi MPI Fakultas Tarbiyah IAIN Madura, dengan tema ‘Tantangan Pengelola Sekolah/Madrasah/Perguruan Tinggi dalam Mengelola Lembaga di Era New Normal’, Senin (27/07/2020).



Webinar diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Selain pemateri 1 Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd, panitia menghadirkan pemateri 2 Dr.H.Badrudin,M.Ag Ketua umum Perkumpulan MPI Indonesia yang juga dosen Sunan Gunung Djati Bandung. Acara Webinar dimoderatori Ahmadi, S.Pd, M.Pd Ketua STAI Al-Hamidiyah Bangkalan.

Prof. Dr. Hj. Siti Patimah menyampaikan, persiapan menghadapi the new normal dalam perguruan tinggi, menjadi tantangan bagi seluruh kampus. Karena harus melakukan persiapan dalam waktu yang relatif singkat.

Dari biaya investasi, proses koordinasi internal yang hanya bisa dilakukan melalui teleconference, telepon dan semacamnya. 

Perguruan tinggi harus adaptif dan mitigasi dengan memanfaatkan teknologi. Penerimaan mahasiswa baru secara online, tes calon mahasiswa secara online, agar nantinya tidak kekurangan mahasiswa di kampus tersebut dan akhirnya mengancam keberlangsungan kampus.

“Tidak hanya penerimaan mahasiswa baru, the new normal dalam pelaksanaan pembelajaran di kampus adalah kuliah secara online, kampus harus siap dengan kurikulum baru berbasis digital,”katanya lagi.

SEVIMA, jelasnya, sebagai partner perguruan tinggi sudah menyiapkan jauh hari untuk menghadapi tantangan ini. Salah satu yang sudah banyak diterapkan di berbagai kampus adalah teknologi Siakad Cloud sebuah sistem informasi yang siap menjadikan perguruan tinggi berbasis digital atau smart campus.

Persoalannya, apakah seluruh SDM kampus (Dosen, Staf, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika kampus siap beradaptasi?

QS World University Ranking pada 19 Juni 2019, merilis laporan 1.000 universitas terbaik dunia, Indonesia hanya berhasil mengirimkan 9 universitas. 

Universitas Indonesia (UI) berada di peringkat ke-296, Universitas Gadjah Mada (UGM) di peringkat ke-320, disusul Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat ke-331.

Perguruan tinggi di Indonesia kondisinya masih sangat bervariasi, baik itu dalam hal kelengkapan sarana prasarana, kualitas sumber daya manusia (dosen, karyawan, mahasiswa), maupun sumber daya keuangan atau dana.

Tantangan bagi perguruan tinggi bagaimana mencetak lulusan melibatkan proses belajar mengajar yang menitik beratkan pada penggunaan teknologi canggih, namun sekaligus berpusat pada manusia yang mengutamakan proses pendidikan dengan cara interaktif, komunikasi dua arah, kolaboratif dan didasari semangat long life learning.

“Pembelajaran secara daring hanya bisa untuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kompetensi terkait praktik, sikap dan nilai perilaku, masih harus membutuhkan proses pendidikan dengancara tatap muka,”ungkapnya. (*)

Editor :