• Sabtu, 05 Oktober 2024

Banyak Petani Pepaya di Melinting Lamtim Beralih Fungsi Lahan

Kamis, 23 Juli 2020 - 18.21 WIB
528

Tanaman buah pepaya di Kecamatan Melinting, Lampung Timur. Foto: Agus/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Koordinator Lapangan Dinas Pertanian wilayah Kecamatan Melinting, Bambang mengatakan, banyak petani buah pepaya di Melinting, Lampung Timur (Lamtim) yang beralih fungsi lahan, dikarenakan penyakit jenis jamur yang susah dikendalikan dan harga pepaya yang tidak stabil.

Penyakit jenis jamur menjadi momok petani pepaya yang susah dikendalikan, jika sudah terserang jamur maka daun akan menguning dan pertumbuhan akan terhambat serta bisa mengakibatkan kematian. "Belum lagi persoalan harga yang sering naik turun, bahkan harga pepaya per kilo pernah mencapai titik terendah Rp800, harga tertinggi Rp3,5 ribu," kata Bambang, Kamis (23/7/2020).

Baca juga : Jalan Alternatif Penghubung Dua Desa di Lamtim Rusak Parah

Hingga saat ini tanaman pepaya yang masih produktif di Kecamatan Melintang seluas 30 hektare, yang sudah dibongkar 50 persen lebih. "Kalau untuk kondisi unsur tanah di Kecamatan Melinting cukup subur," terangnya.

Sementara salah seorang pemilik tanaman pepaya, Sandi Yuda berencana akan mengganti tanaman pepaya ke Jeruk. Saat ini warga Desa Tanjungaji, Kecamatan Melinting itu, memiliki tanaman buah pepaya 2 hektare. Sebelum tanaman pepaya miliknya dibongkar, lebih dulu Sandi melakukan rumus tumpang sari. "Jadi disela-sela pohon pepaya sudah saya tanami jeruk," ujarnya.

Sandi mengaku alasan utama mengganti tanaman pepaya karena harga yang tidak stabil, saat ini usia tanaman pepaya miliknya sudah 7 bulan. "Nanti pas umur 1,5 tahun, tanaman jeruk sudah mulai berbuah dan pepaya akan saya rombak," terang Sandi. (*)