Pringsewu Sempat Urutan Kedua Kasus DBD Terbanyak di Indonesia
Kupastuntas.co, Pringsewu - Selama periode Januari hingga Mei 2020, ada 937 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pringsewu. Pada Januari dan Februari, dua orang meninggal.
Kondisi tersebut sempat menempatkan Pringsewu sebagai daerah kedua dengan kasus DBD terbanyak di Indonesia setelah Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NNT).
Wakil Bupati Pringsewu, Fauzi mengatakan, untuk mengatasi kondisi tersebut, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah cepat, antara lain dengan menerapkan program Gerakan Bersama Pemberantasan Sarang Nyamuk (Geber PSN).
"Geber PSN ini kita lakukan serentak secara berkala di 9 kecamatan. Alhamdulillah, hasilnya mulai mengalami penurunan. Sekarang kita sudah menempati urutan ke lima," kata Fauzi, Kamis (24/6).
Selain Geber PSN, pemkab setempat juga menginstruksikan setiap pekon (desa) dan dusun untuk membentuk satuan tugas penanggulangan DBD dan lebih mengaktifkan kinerja juru pemantua jentik (jumantik) nyamuk penyebar virus dengue.
Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu, Herlambang mengatakan, 937 kasus DBD itu tersebar di 13 wilayah kerja puskesmas di 9 kecamatan. Rincianya, Puskesmas Gadingrejo 228 kasus, Rejosari 108, Sukoharjo 86, Pagelaran 73, Ambarawa 73 dan Puskesmas Pringsewu 65 kasus.
Selanjutnya, Puskesmas Wates Kecamatan Gadingrejo ada 64 kasus, Pardasuka 60, Bumiratu Kecamatan Pagelaran 59, Puskesmas Banyumas 48. Puskesmas Fajarmulya 47, Puskesmas Bandungbaru 16 dan Puskesmas Kecamatan Adiluwih 10 kasus. (*)
Berita Lainnya
-
Gerebek Balap Liar di Pringsewu, Polisi Amankan 446 Pemuda dan Sita 292 Motor
Minggu, 02 Februari 2025 -
Marindo Tunjuk Andi Purwanto Sebagai PLH Sekda Pringsewu
Kamis, 30 Januari 2025 -
Kejari Geledah dan Segel Ruang Kerja Sekda Pringsewu Pasca Ketua LPTQ Jadi Tersangka Dugaan Korupsi
Kamis, 30 Januari 2025 -
Kejari Tetapkan Sekda Pringsewu Sebagai Tersangka Korupsi Dana Hibah LPTQ
Kamis, 30 Januari 2025