• Sabtu, 21 Desember 2024

Cerita Inspiratif dari Lulusan Terbaik Unila

Rabu, 24 Juni 2020 - 15.22 WIB
1.6k

Yulina Winda Rahma, Mahsiswi dengan lulusan terbaik pertama se-universitas Lampung, Rabu (24/06/2020). Foto: Sulaiman/Kupastuntas.co

Bandar Lampung - Menahan haru, matanya berlinang air saat itu. Gadis berperawakan kecil itu tak kuasa menahan tangis saat bercerita tentang perjalanannya sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, dan meraih predikat lulusan terbaik pertama se-universitas. 

Baca Juga:Sebanyak 1.517 Mahasiswa Unila Wisuda Secara Daring

Yulina Winda Rahma, putri pertama dari pasangan Darwin Abdullah dan Ida Muharlena, tak henti-hentinya mengusap air dari matanya saat menceritakan perjalannya sejak meletakan kaki di tanah Lampung pada tahun 2016 lalu.

Kakak pertama dari tiga bersaudara itu memutuskan untuk merantau ke Bumi Ruwa Jurai, setelah namanya berhasil tertera di daftar nama mahasiswa prodi Bahasa dan sastra Indonesia,  jurusan Bahasa dan Seni, fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung dan berhasil mendapatkan progam beasiswa Bidik Misi di universitas tersebut. 

Hidup dikeluarga yang kurang mampu, tak membuatnya merasa tidak akan mampu mencapai kesuksesan didunia penididikan. Prinsip yang dipegang teguh dari ayahnya yang bekerja sebagai buruh harian, menjadi pemantik semangatnya untuk terus berjuang hingga meraih pendidikan yang sama seperti orang-orang mampu di luar sana.

"Saya memang teguh perinsip yang dikatakan ayah saya. 'Demi pendidikan apapun akan dilakukan'. Kata-kata itulah yang selaku jadi motivasi saya dalam menempuh pendidikan di tanah rantau," ungkapnya Rabu (24/06/2020).

Hidup di tanah rantauan seorang diri tanpa keluarga. Menjadi salah satu faktor dirinya mengikuti beberbagai organisasi kemahasiswaan dan komunitas, sebagai tempat untuk pulang. Prodi Batrasia, komintas Kosakata, Forkombidikmisi, Imabsi dan HMJPS, adalah kelurga baru bagi dirinya sebagai perantau lulusan SMA 4 OKU  Sumatra Selatan. 

"Rasa ingin memberikan kontribusi lebih untuk sekitar, menjadi motivasi sejak awal ikut komunitas, ikatan mahasiswa saya jadikan keluarga baru di Lampung. Dari situ saya mulai membagi waktu, bagaimana caranya bisa bagi waktu untuk belajar, dan berorganisasi, meski tidak maksimal tapi berusaha untuk tetap turut andil," ujarnya.

Tidak hanya itu, mengemban sebagai mahasiswa Bidikmisi, dimana kuliah dibiayai oleh negara, menuntut dirinya untuk mampu mengembangkan apa yang dirinya bisa. Segala jenis perlombaan tentang sastra seperti menulis cerpen, baca puisi semua diikuti.

Dan mencoba mendedikasikan dirinya didunia pendidikan dengan menjadi mentor disalah satu tempat privat, kemudian menjadi tenaga honorer di salah satu sekolah swasta sebagai pekerjaan paruh waktu, hingga akhirnya hari ini dirinya diwisuda dengan predikat mahasiswa lulusan terbaik pertama se-universitas Lampung.

"Saya Sarjana menggunakan uang negara. Dan menjadi wisudawan terbaik karena berhasil menyelesaikan perkuliahan kurang lebih 3,5 tahun. Membuat saya terus berpikir, kedepan apan yang harus saya lakukan. Melanjutkan kuliah S2, atau bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga," ujarnya.

Keinginannya melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 sangatlah besar. Namun faktor ekonomi menjadi salah satu pertimbangan besar untuk dirinya melanjutkan pendidikan sebagai magister pendidikan. Meskipun pihak universitas dan para dosen mendukungnya untuk terus lanjut, tetapi segala pertimbangan harus ia pilih, agar apa yang isa sudah susun dan jalani tak ada yang terbengkalai.

"Harapan minimal bisa lanjut di Unila, sehingga bisa sambil bekerja, dan tidak terlalu jauh dari orang tua karena kedua orang tua saat ini sudah sakit-sakitan. Saya juga harus bekerja untuk bantu adik yang baru lulus SMA dan bisa masuk kuliah. Ini adalah tanggung jawab besar. Tetapi saya yakin, saya mampu, Allah tidak akan memberikan beban melebih kemampuan umatnya," tandasnya.

"Kepada seluruh teman-teman baik yang Bidikmisi maupun tidak, harus percaya diri, harus mau susah. Ketika dapat bidikmisi harus lebih semangat karena ada kesempatan. Semangat pasti bisa, 

Kalau ada kendala, seperti skripsi, jangan pernah sungkan untuk terus sharing dengan kakak tingkat. Ayok berprestasi, Allah Akan memberikan bantuan," pesannya. (*)

Editor :