• Minggu, 29 September 2024

Pilkada di Tengah Pandemi, Akademisi: Lampung Tidak Siap

Rabu, 17 Juni 2020 - 19.27 WIB
83

Akademisi Fisip Unila dan Pengamat Politik, Budi Kurniawan. Foto: Doc/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan (Fisip) Universtas Lampung dan juga pengamat Politik menilai, Provinsi Lampung tidak siap atau belum siap melaksanaan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) di tengah Pandemi Covid-19.

Pasalnya hingga saat ini, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan.

Diketahui, pada Desember 2020 mendatang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan nenyelenggarakan pemilihan Kepala Daerah di 8 Kabupaten/Kota, yakni Bandar Lampung, Metro, Pesawaran, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Pesisir Barat, dan Way Kanan. Saat ini, jumlah kasus yang terkonfirmasi Positif Covid-19 sudah mencapai angka 169 kasus.

Akademisi Fisip Unila dan Pengamat Politik, Budi Kurniawan mengatakan, penyelanggaraan Pilkada di Provinsi Lampung ternilai tidak siap. Menurutnya, kemungkinan di Lampung akan mengalami puncak pandemi sekitar akhir tahun 2020.

"Gak siap (Pelaksanaan Pilkada), bisa jadi Lampung mengalami puncak pandemi sekitar akhir tahun ini. Indikatornya tidak ada respon cepat dan tepat untuk meredam covid dari Pemda, test PCR dan rapid test sama sekali tidak masif. Serta pyhsical distancing juga tak berjalan dengan baik," ungkapnya Rabu (17/06/2020).

Budi menyarankan, apabila tetap dilaksanakan Pilkada, lebih baik dengan bentuk E-Voting. Karena dinilai lebih hemat dan murah. Karena apabila diundur lagi, justru akan memperlama ketidak-pastian politik, dan ini wewenang Pusat.

"Ya, begitu solusinya (E-voting). Negara lain mampu kita juga harus mampu. Jika pun terpaksa, minimal ada dua model, dimana yang generasi yang tak paham teknologi bisa dengan yang manual, namun dengan protokol yang ketat. Untuk generasi melek teknologi cukup dengan aplikasi dari rumah, ini bisa mengurangi penumpukan. Tetapi idealnya semuanya E-Voting," tandasnya. (*)